Jatinangor - Mahasiswa Universitas Padjadjaran (Unpad) memanfaatkan fasilitas kampus, sepeda listrik Beam yang menunjang dan memudahkan mobilitas di lingkungan kampus. Dibalik itu, banyak mahasiswa yang mengalami kecelakaan saat mengendarai Beam dan harus dilarikan ke Klinik Pratama Kesehatan Unpad dengan berbagai alasan.
Pada 2024, tercatat sebanyak 12 kasus kecelakaan Beam dan korban mengalami luka ringan seperti lecet dan kerusakan jaringan, namun beberapa di antaranya juga mengalami cedera yang lebih serius hingga harus menjalani operasi kecil dan perawatan patah tulang. Sementara itu, Klinik Pratama Kesehatan Unpad sudah mencatat 2 kasus kecelakaan Beam per Januari hingga Maret 2025 dan pihak klinik tetap mengimbau mahasiswa untuk meningkatkan kewaspadaan saat menggunakan Beam.
"Kami ada catatan, mahasiswa yang jatuh dari Beam dan diagnosanya. Biasanya Beam kan langsung aja jalan dan kadang orang gak familiar cara bawanya trus ada yang 1 Beam bawa 3 orang" ujar Hendra, Koordinator Klinik Pratama Unpad.
Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran, apalagi masih banyak mahasiswa yang belum terbiasa menggunakan kendaraan listrik dengan aman. Beberapa kecelakaan terjadi karena kurangnya pengendalian kecepatan, jalan Unpad yang tidak rata, serta penggunaan Beam tanpa helm atau alat keselamatan lain.
"Pake Beam karena pengen coba tapi belum lancar jadinya jatuh, terus kaki lecet cuma luka ringan sih" ujar salah satu korban.
"Sering denger kalau ada mahasiswa yang jatuh dari Beam sampai ditolong bapak ojol yang lagi nunggu pesenan" ujar Nurjaman, tukang ojek pangkalan Unpad.
Sepeda listrik ini dapat diakses melalui aplikasi bernama Beam dan dapat menggunakan bila top up melalui E-Wallet atau Debit dengan minimal top up Rp 10.000. Dalam aplikasi, pengguna dapat mengetahui posisi Beam dan titik parkir beam yang dapat dijangkau dengan mudah tetapi karena kemudahan ini, banyak mahasiswa yang ingin mencoba walaupun belum bisa mengendarainya atau mengendarai tidak penuh kewaspadaan.
Meski Unpad telah menyediakan transportasi kampus gratis yang biasa disebut odong, banyak mahasiswa yang tetap memilih menggunakan Beam karena dinilai lebih fleksibel dan praktis, terutama saat mengejar waktu kuliah atau kegiatan lainnya di kampus yang luas.
Tak kalah senang dengan mahasiswa, supir odong juga merasa terbantu dengan adanya sepeda listrik ini. “Adanya Beam sangat membantu bapak karena yang harusnya putar Unpad berkali-kali tapi dengan adanya Beam jadi lebih enak kerjanya” ujar Imam salah satu supir odong.
Klinik Pratama Kesehatan Unpad berharap adanya peningkatan kewaspadaan dan mahasiswa dapat memahami etika berkendara agar keselamatan berkendara di lingkungan kampus terus meningkat. Hendra, Koordinator Klinik Pratama Kesehatan Unpad, berharap mahasiswa dapat segera memindahkan fasilitas kesehatan tingkat 1 (faskes) ke Klinik Pratama Kesehatan Unpad dari klinik asal. Hal ini bertujuan agar proses rujukan ke rumah sakit atau layanan kesehatan lanjutan dapat dilakukan lebih mudah dan cepat ketika terjadi insiden di lingkungan kampus.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI