Mohon tunggu...
Thesa Lonika
Thesa Lonika Mohon Tunggu... Relawan - learner

Mahasiswi Ilmu Kesejahteraan Sosial, Universitas Padjadjaran 2019

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rasisme di Amerika dan Indonesia, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

15 Juni 2020   02:55 Diperbarui: 15 Juni 2020   03:30 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Rasisme di Amerika dan Indonesia, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Seorang warga kulit hitam, George Floyd meninggal akibat perlakuan polisi kulit putih yang dianggap berlebihan berujung rasialis (racist). Kejadian yang direkam dan diunggah ke media sosial ini menjadi viral dan membuat sebuah dampak besar terhadap warga U.S.

Puluhan ribu warga U.S turun ke jalan dan berdemo demi keadilan untuk Floyd. Aksi demo ini bukan hanya dipicu oleh kasus George, namun ternyata sudah banyak korban-korban seperti George yang mendapat perlakuan diskriminasi oleh polisi atau aparat negara.

Dukungan melawan diskriminasi terhadap ras kulit hitam ternyata mendunia. Orang-orang seluruh dunia, khususnya warganet, turut berpartisipasi dalam melawan diskriminasi ini melalui media sosial. Tak sedikit warga Indonesia yang turut berpartisipasi dalam kampanye melawan diskriminasi terhadap orang kulit hitam.

Namun, di Indonesia sendiri masih sering terjadi kasus diskriminasi terhadap orang kulit hitam, khususnya Papua. Komentar-komentar pedas bernada diskriminasi terhadap orang Papua masih sering didapatkan di media sosial.

Kasus George ini mengingatkan warga Indonesia kepada kasus mahasiswa Papua yang didatangi aparat TNI di tempat asrama mereka karena dugaan bendera merah putih yang jatuh ke selokan. Satpol PP dan warga setempat mengepung tempat asrama mereka, bahkan melemparkan batu ke tempat kediaman mereka. Kemudian, salah satu mahasiswa yang diperiksa di kepolisian dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.

Hal ini membuat banyak warga Papua di Jayapura berdemo menuntut rasialisme terhadap orang Papua harus dihentikan. Demo berlangsung dengan situasi semakin memanas. Pohon ditebang, ban dibakar, sampai gedung parlemen daerah dibakar. Sehingga, mobilitas di Jayapura jadi terganggu.

Masalah sosial rasisme sudah seharusnya dihentikan dan ditegaskan. Karena, apa yang muncul di berita, surat kabar, media sosial, dan lain sebagainya hanya sebagian kecil dari realitas, dari apa yang terjadi sebenarnya.

Sudah saatnya pemerintah untuk bisa mengambil tindakan tegas dan menjadi contoh bagi masyarakat luas. Pemerintah bukan hanya berbicara presiden, wakil presiden, staf khusus, atau menteri, melainkan juga jajaran wakil rakyat, kepala daerah, juga aparat negara dan aparatur sipil negara.

Sudah saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tegas dalam menghadapi orang-orang atau masyarakat yang masih rasialis. Dengan adanya kebijakan dan campur tangan pemerintah, rasisme bisa berkurang.

Namun, tindakan dan usaha pemerintah saja tidak cukup. Campur tangan agama pun bisa membantu meningkatkan kesadaran bahwa rasisme adalah sebuah tindakan yang tidak manusiawi. Dalam setiap ajaran agama, apa yang diajarkan pastinya bertujuan baik. Mencintai sesama pun diajari oleh setiap agama di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun