Mohon tunggu...
Ruaida Halim
Ruaida Halim Mohon Tunggu... -

There is Nothing Special

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pesta Meriah Pengundang Bencana

11 Maret 2016   08:58 Diperbarui: 11 Maret 2016   09:07 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“Terimakasih, Bill. Besok kita lanjut lagi.” kata ayah sambil tersenyum dan menutup pintu mobil.

“Sama-sama, Leo.”

Brummm. Brummmm. Deru mesin perlahan menghilang tersapu angin. Aku yang memang sudah mengantuk, memilih diam ketika ayah memintaku membuatkan kopi untuknya. Dia terlihat lelah.

“Jangan manis.” katanya pendek.

“Diganti besi saja atau pakai tali. Hutan tidak rusak, alam terjaga.” kataku menimpali.

“Besi mahal!”

“Lho. Bukankah yang mencalonkan diri adalah orang berduit?” balasku sengit.

“Tidak semua berduit. Sebagian besar malah ngutang sana-sini.” kata ayah.

“Aku tidak perduli.Yang aku tahu, jangan pakai kayu perancah. Jika anggaran terbatas, ya secukupnya. Lagian, rakyat lebih mengenal mereka dari karya. Udah pernah berbuat apa. Kalau mau dipilih, ya harus sadar diri. Kita tidak harus menunggu jadi orang besar agar bisa melakukan sesuatu yang besar. Jangan hanya ketika ingin mencalonkan diri saja baru muncul. Dasar aneh!”

“Entahlah…”

Kopi yang masih setengah gelas, diminumnya cepat dan bangkit menuju kamar mandi. Braakk. Pintu tertutup rapat. Obrolan selesai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun