Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Membungkam Mulut Anak-anak

12 Maret 2021   05:35 Diperbarui: 12 Maret 2021   05:48 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seseorang yang sedang berbicara tentu ingin didengarkan oleh orang lain. Seorang ibu ingin didengarkan oleh suami atau anaknya. Seorang suami tentu juga ingin didengarkan oleh istri dan anaknya. 

Seorang guru berbicara ingin didengarkan oleh para muridnya. Seorang anak yang berbicara ingin didengarkan oleh orangtuanya.

Akan tetapi keadaan tersebut sering terhalang oleh hal-hal yang terkadang alasannya tidak jelas. Hal ini sering terjadi pada sosok yang lemah yaitu anak-anak. 

Seorang anak yang sedang berbicara kadang tak mendapat tempat di telinga dan hati orang tuanya. Kalimat belum selesai disampaikan olehnya langsung dipotong oleh para orang tua yang merasa paling tahu kehendak anak-anaknya. 

Bahkan yang lebih parah lagi anak baru mulai buka mulut langsung disergap dengan kata kasar oleh orangtuanya. Dengan mengatakan "diam" dalam nada tinggi membuat anak semakin tak berdaya. Ia lemah dan semakin lemah.

Perlu dicoba hal-hal berikut agar  orangtua bisa mendengarkan, dan anak merasa dihargai.

1. Mendengarkan pembicaraan anak sampai selesai.

Pembicaraan yang terpotong akan mengakibatkan rasa kesal bagi seseorang, tak terkecuali bagi anak-anak. Para orangtua tak mau seorang pun memotong pembicaraan. 

Demikian juga yang dialami oleh anak-anak. Dengan mendengarkan kalimat yang diucapkan anak sampai selesai, tidak sepotong-sepotong, orang tua akan mengerti maksud  dari anak tersebut.

Meskipun kata-kata anak itu sering tidak terstruktur, tetapi jika didengarkan sampai akhir maka akan ada sedikit titik terang tentang apa yang diinginkannya. 

Jika terjadi ketidakpahaman orangtua terhadap apa yang disampaikan anak, bisa saja orangtua meminta untuk mengulangi, atau meraba-raba maksud dan tujuannya kemudian mengkonfirmasi kepada anak tentang kebenarannya.

2. Hindari mematahkan pembicaraan sebelum ia mulai berbicara.

Ketika seorang anak sedang membuka mulut untuk berbicara jangan distop dengan kata-kata "diam, ah sudahlah, kamu anak kecil tahu apa". 

Kata-kata itu sangat menyakitkan hati, karena tidak memberi kesempatan kepada anak untuk mengutarakan isi hatinya. Tentu para orangtua juga tak ingin kejadian itu menimpa dirinya. 

Ada kemungkinan anak akan diam seribu bahasa dan tak mau berbicara lagi, memendam perasaan negatif di dalam hatinya. Itu akan menimbulkan masalah baru yang menjadikan masalah semakin banyak

3. Ketika anak berbicara, berhentilah beraktivitas meskipun itu hanya sekedar menonton TV atau membalas chat di ponsel. Alihkan perhatian kepada makhluk titipan Tuhan itu. 

Tataplah matanya, anak akan merasa dihargai, dihormati hak-haknya. Ia akan merasa bahwa dirinya sangat penting di mata orangtua. Ia akan merasa sangat dikasihi, dengan didengarkan dan dilihat. Maka dia kan melakukan hal yang sama ketika orangtuanya berbicara.

Dengan melakukan hal-hal di atas, secara tidak langsung para orang tua menaruh kepercayaan kepada anak. Dengan menaruh kepercayaan, rasa percaya anak diri akan tumbuh.

Sehingga ia berani untuk berbicara kepada orang lain selain orangtuanya.  Anak berani berbicara untuk mengemukakan pendapat, bukan hanya diam saja.

Ketika anak-anak menjadi dewasa semoga ia akan membawa kebiasaan baik ini ke dalam kehidupannya bersama orang-orang di sekitar. 

Maka jangan sekali-sekali membungkam atau melarang anak untuk berbicara. Biarkan dia menggunakan mulutnya dengan benar, dan pada saat itulah sebagai orang tua juga harus menggunakan telinga dengan baik. 

Mendengarkan anak berbicara juga merupakan bentuk kasih sayang orangtua kepadanya. Mengasihi anak adalah kewajiban dari setiap orangtua. Anak-anak yang dikaruniakan oleh Tuhan adalah harta sangat berharga melebihi harga emas permata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun