Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Besi dan Tenda

31 Desember 2020   05:50 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:02 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Besi dan Tenda

                               

Bekas kebun cabai yang itu kini telah berubah menjadi lahan yang bersih dan rata. Cabai yang ditanam beberapa bulan yang lalu dicabut semua, kemudian disingkirkan untuk sebuah acara sesaat namun sangat berharga. Karena peristiwa ini hanya sekali seumur hidup, dan tentunya mengeluarkan dana yang cukup besar.

Yang disisakan di tempat itu adalah dua pohon mangga. Katanya pohon itu masih punya harapan, jadi dibiarkan hidup. Lain dengan si cabai yang tak ada lagi harapan, maka dimusnahkan semua tak bersisa.

Di tempat itu telah teronggok besi dan tenda yang siap dipasang. Benda-benda itu datang kemarin sore, saat anak-anak riang bermain lompat-lompatan. Mereka segera menyingkir, mencari tempat yang lain.

Setelah anak-anak pergi dan mobil pengantar besi dan tenda meninggalkan tempat, ada diskusi mendadak.

"Sebenarnya aku ogah mau dipasang di sini."

"Emang kenapa?"

"Aku masih ingin mengurung diri."

"Emang kenapa?"

"Bukankah kita dianjurkan untuk menghindari kerumunan?"

"Tapi ini kan peristiwa penting dan bersejarah?"

"Iya, aku tahu. Tetapi bukankah masa pandemi belum berakhir?"

"Iya sih, tapi bagaimana ya?"

"Mestinya kita tetap di rumah, tak perlu seperti ini. Nanti kalau virus semakin menyebar bagaimana, kan semakin banyak penderitaan umat manusia ini."

"Tapi, ingat ini peristiwa penting lho."

Besi dan tenda terdiam sejenak, mereka berkutat dengan pikiran masing-masing. Besi sangat takut kepada virus yang mematikan itu. Ia ingin mematuhi anjuran pemerintah untuk menjauhi kerumunan, tetapi dengan keberadaannya sekarang ini, pastilah akan mengundang kerumunan. Tetangga satu RT pasti datang ke tempat ini,  belum lagi tamu yang lain.

Tenda bimbang, ia ingin bertoleransi kepada besi, kepada majikan, juga kepada Yu Ani pengundang dirinya. Besi, temannya sehidup semati. Kalau ada dia, dirinya juga harus ada. Majikan, orang terhormat yang harus ia layani. Apa pun kemauan majikan, besi dan tenda harus patuh. Ia menyadari dirinya sebagai pelayan, harus siap sedia kepada yang dilayani. Yu Ani, salah satu pelanggannya. Ia sudah merencanakan pernikahan sejak corona belum datang. Bahkan rencana ini sudah mengalami 2 kali penundaan. Untuk menunda yang ke-tiga kalinya Yu Ani tak bersedia.

Hari berikutnya, besi dan tenda dieksekusi. Tangan-tangan kuat dan cekatan itu segera mengambil besi. Satu persatu dirangkainya sehingga menjadi kerangka yang kuat. Setelah itu, tenda dilemparkan ke atas, memayungi seluruh kerangka yang sudah menyerupai rumah. Yang terakhir kain berwarna-warni ikut menyemarakkan suasana. Jadilah sebuah tempat pesta pernikahan, yang akan didatangi banyak tamu.

Besi dan tenda diam saja. Tak ada protes, meskipun besi tetap dalam keadaan sedih, dan tenda dalam keadaan bimbang. Dua hari lagi ketika tahun telah berganti, mereka harus siap untuk memeriahkan acara pernikahan Yu Ani. Kabarnya calon suami adalah seorang polisi dari Jakarta. Sedangkan Yu Ani sendiri adalah seorang bidan.

Besi dan tenda berharap virus yang ada akan ditertibkan oleh pasangan bidan dan polisi itu. Semoga para tamu undangan tetap melaksanakan 3m, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Semoga pernikahan berjalan lancar, Yu Ani dan pasangannya dapat membina keluarga yang samawa, Sakinah Mawaddah Wa Rahmah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun