Karya-karyanya dilakukan di Goa, India, Indonesia, dan Jepang. Beliau memiliki alat-alat dalam melakukan karyanya yaitu kelemahlembutan, keramahan, serta doa-doanya. (kutafx.com)
Perayaan ulang tahun dan pesta pelindung kali ini, sangat berbeda dengan perayaan tahun sebelumnya. Tak ada kemeriahan yang menandai sebuah pesta ulang tahun.Â
Biasanya perayaan ditandai dengan sebuah acara bersama, jalan santai yang diikuti oleh para guru dan karyawan Xaverius di Jambi. Acara yang sangat menggembirakan itu tidak bisa dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Larangan untuk berkerumun membuat ditiadakannya acara tersebut. Selain itu upacara bendera juga tidak dapat dilaksanakan. Â
Masih banyak acara lain sehubungan dengan pesta pelindung itu yang tak bisa dilaksanakan seperti tahun-tahun yang lalu. Tetapi satu hal penting yang  masih bisa kami lakukan dalam rangka ulang tahun yayasan dan pesta nama pelindung sekolah Xaverius yaitu dengan mengadakan perayaan misa syukur.Â
Kegiatan rohani yang lebih penting daripada acara-acara yang bersifat jasmani. Syukur atas karunia Tuhan yang telah mendampingi kami semua para guru dan karyawan Xaverius.Â
Sehingga di masa pandemi Covid-19 ini masih bisa melakukan tugas yang dipercayakan kepada kami setiap hari. Sungguh sebuah karunia yang pantas untuk disyukuri. Kegiatan ini hanya dihadiri oleh para guru dan karyawan, tanpa keikutsertaan para siswa, karena alasan protokol kesehatan.
Kami guru dan karyawan Xaverius, Â dengan tema "Bersama Kita Bangkit, Bergerak dan Berinovasi", ingin mewujudkan cita-cita dari pelindung sekolah, Santo Fransiskus Xaverius. Yaitu untuk menyelamatkan manusia di seluruh dunia dengan tetap berkarya di bidang pendidikan. Konsisten, disiplin, dan bekerja dengan sepenuh hati agar terus maju menghadapi tantangan di era digital ini.
