Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bunga dan Doa

25 November 2020   15:16 Diperbarui: 25 November 2020   15:17 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bunga dan Doa

Hari Guru Nasional,  hari yang istimewa bagi para guru di seluruh Indonesia. Ucapan berdatangan dari murid, wali murid, maupun mantan murid, sebagai wujud terimakasih dan hormat kepada para guru.

Kami para guru dari yayasan Xaverius cabang Jambi menuju ke sebuah pemakaman, tempat di mana beberapa orang guru telah beristirahat di sana. Tempat peristirahatan terakhir, yang nantinya kami juga akan tinggal di sana. Hanya waktu yang belum kami ketahui, namun pasti kami akan menuju ke sana.

Beberapa tahun yang lalu para sahabat ini telah meninggalkan kami semua setelah sekian lama berjuang bersama. Kenangan akan mereka seakan hadir kembali dalam ingatan. Tentang segala hal yang pernah kami alami bersama dalam menjalankan tugas sebagai guru.

Keinginan untuk selalu bersama telah terputus oleh waktu. Mereka telah bekerja hingga batas usia. Meskipun tanpa tanda jasa yang disematkan pada nama mereka, namun sejuta cerita telah membuktikan keberadaan mereka. Anak didik yang kini telah sukses merupakan sebagian cerita indah yang sempat terukir. Kesuksesan para murid merupakan kebanggaan para guru.

Para guru yang terbaring di makam yang kami kunjungi adalah mereka yang selalu berdiri di depan kelas setiap pagi hingga menjelang siang. Memandang dengan penuh cinta kepada insan kecil yang  selalu membutuhkan kasih sayang. Menguatkan hati yang lemah. Memberi harapan kepada yang putus asa. Memberi penghiburan kepada  yang sedih.  Memuaskan keingintahuan para murid tentang dunia dengan berbagai ilmu yang berguna bagi kehidupan kelak.

Kadang tak mereka pedulikan kesusahan hati dan kelelahan fisik dirinya sendiri. Hidup mereka dipenuhi dengan apa dan bagaimana esok hari harus berhadapan dengan para murid yang membutuhkan perlindungan dan perhatian. Segala upaya mereka lakukan agar bisa selalu memberi sesuatu kepada anak didik. Menyediakan telinga untuk mendengarkan cerita yang terkadang tak bermakna. Menyediakan mata untuk melihat segala tingkah laku para murid. Menyediakan tangan untuk menopang mereka di saat terjatuh. Menyediakan kaki untuk mengikuti langkah-langkah yang kadang tak tentu arah. Menyediakan hati untuk menampung segalanya yang dialami generasi penerus bangsa pemilik masa depan.

Kini jasad lelah para guru telah terbaring tak berdaya. Jasadnya hancur menyatu dengan tanah. Namun jasa mereka tak pernah hancur oleh waktu. Nama mereka tetap ada di hati kami para guru yang masih berziarah di dunia, juga di hati para murid. Jasamu akan dikenang, dan tak akan terhapus oleh batas usiamu.

Terimalah taburan bunga dan doa dari kami. Semoga berbahagia bersama para kudus di surga. Sahabat, selamat hari guru.

            Tuhan berikanlah istirahat

            Abadi dan tenang bagi yang wafat

            Berilah ampun-Mu segala dosanya

            Karna maha murah hati-Mu Allah

 

            Kami menantikan saat itu

            Maut akan lenyap diganti hidup

            Smoga kami kelak memandang wajah-Mu

            Disinari terang dalam rumah-Mu (Madah Bakti no 90)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun