Mohon tunggu...
Theresia sri rahayu
Theresia sri rahayu Mohon Tunggu... Guru - Bukan Guru Biasa

Menulis, menulis, dan menulislah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[SuDuk] Kompasiana: Antara Hadiah, Musibah, dan Kegilaan yang Indah

22 Januari 2016   15:35 Diperbarui: 22 Januari 2016   18:35 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masalah - masalah yang saya alami di atas, ternyata menjadi awal musibah yang tidak pernah saya harapkan. Di balik kebanggaan saya atas terverifikasinya akun Kompasiana, saya mendapat teguran keras dari suami. Pertama, berupa sindiran halus, namun kemudian menjadi teguran yang serasa menampar saya secara tidak langsung. 

Seorang teman penulis mengatakan, bahwa penulis itu cenderung autis. Ia akan menarik diri dari lingkungan sosial dan tenggelam dalam bahasa - bahasa yang ia tuangkan melalui karya yang dihasilkannya. Dan itulah yang saya alami. Sekian lama saya memendam keinginan saya untuk menulis, membuat saya lupa diri dan mengingkari kodrat saya sebagai seorang perempuan sekaligus istri yang bersuami. 

Semenjak saya rajin menulis, saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan smartphone saya. Ketika di rumah, saya betah duduk berjam - jam memegang smartphone sambil membuat artikel. Sedangkan untuk urusan rumah tangga, sering saya nomor duakan. Kami mulai kehilangan quality time. Bahkan saat saya mengajak suami pergi refreshing ke obyek wisata, kami malah sibuk dengan smartphone masing - masing. 

Suami jadi bersikap dingin. Dan saya semakin tenggelam dengan ambisi saya untuk mengejar highlight dan headline. Akhirnya kondisi kesehatan saya menurun. Beruntung, saya tidak perlu diopname. Saat itu suami terlihat kurang peka dengan kondisi saya. Dan akhirnya kami saling mendiamkan. Namun, kondisi itu menyadarkan saya, bahwa selama ini saya yang salah. Pola makan yang tidak teratur dan kurang istirahat, adalah penyebab penyakit yang saya rasakan. 

Saat ini, ketika suami melihat saya belum makan dan kurang istirahat, maka dia mulai bernyanyi "Semua di rumah tapi sibuk sendiri". Hmmm ... korban iklan kataku. Tapi memang benar juga. Apakah K'ers yang lain merasakan hal yang sama ?

Musibah berikutnya yang saya alami adalah kejadian beberapa hari yang lalu. Lengan sebelah kanan saya, terasa sakit. Posisinya di dekat siku. Akibatnya saya mengalami kesulitan menggerakkan tangan kanan. Jangankan untuk aktivitas berat seperti mengangkat benda, untuk saya angkat ke atas pun, rasanya sakit dan berat. Padahal sebelumnya, tidak ada aktivitas fisik berat yang saya lakukan, pun tidak terbentur. Saya coba olesi dengan krim hangat dari apotek dan bahkan sudah diurut. Tapi masih terasa sakit. Kemarin, saya coba dengan menempelkan jahe yang sudah ditumbuk lebih dahulu, dan sepanjang hari tangan saya diikat dengan kain kassa. Sekarang kondisinya sudah membaik. 

Kegilaan yang Indah

Jujur saja, saya tidak merasa kapok untuk tetap menulis di Kompasiana. Sekalipun saya mendapat banyak kesulitan, tantangan, dan hal - hal yang boleh dibilang musibah seperti di atas. 

Keinginan saya untuk terus menulis, saya anggap sebagai sebuah kegilaan yang indah. Betapa tidak, berbekal sebuah smartphone, saya merasa semakin bebas dalam berkelana. Apalagi di Kompasiana, saya ditantang untuk selalu kreatif menghasilkan tulisan - tulisan dalam berbagai rubrik. Tapi bagi saya, rubrik fiksiana adalah rumah yang tepat. Di sana, saya bebas menjadi siapa saja, bahkan saya bisa berandai - andai menjadi "sesuatu". Saya berhak memilih jutaan nama, tempat, dan waktu yang akan saya ekspresikan. Dan saya bisa keluar masuk ke belahan dunia manapun, bahkan dunia yang hanya bisa saya mengerti dengan cara saya sendiri. Keluar dari kotak nyaman saya, menjelajah atmosfer yang baru, dan berkenalan dengan para pemimpi dan penjelajah lainnya melalui berbagai karya kreatif. 

Dan mengalami itu semua, benar - benar saya merasa gila. Tapi kegilaan yang indah.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun