Mohon tunggu...
Theresia Martini
Theresia Martini Mohon Tunggu... Pencinta Keheningan

Menulis adalah tantangan jiwa, mengalahkan diri, sejauh kaki terus melangkah ke depan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Di Balik Punggung Dusta

21 April 2025   07:09 Diperbarui: 21 April 2025   07:09 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Balik Punggung Dusta (Sumber: Pixabay.com)

Puisi: Di Balik Punggung Dusta

Dalam sepenggal cerita
untai kata mampu melipat logika
bersembunyi di balik punggung dusta
menepi dan tersesat di rimba rasa

Pada layar kaca dirimu bertemu
menepi bersama merayakan rindu
tanpa sempat berpikir waktu memburu
berharap fajar lupa, mengganti malam syahdu

Jam dinding tergantung melahap kecewa
melepas deretan detik ditelan dusta
menjerumus halus menghapus segala lara
tak ubahnya bagai panggung sandiwara

Dirimu bagai gerimis membayang semu
riuh bergema menembus dinding hatiku
membuat langkah jiwa ini terbelenggu
terperangkap kata palsu serupa candu

Baca Puisi: Kelam Memeluk Sunyi

@senimelipatluka, 20 April 2025

Tulisan ke-25 Tahun 2025
#Puisi ke 19 Tahun 2025
#Artikel ke-6 Tahun 2025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun