Puisi: Mendung Mengabu Membungkam SuramÂ
Mendung yang kian mengabu, membungkam suram, melangkah tertatih memikul kenangan yang terasa enggan memudar.
Dalam keheningan yang demikian sunyi, bayang dirimu hadir menyapa ramah dengan senyum menawan di sudut ingatan, menyelusup perlahan di antara hela napas yang terembus berat.
Mungkin lelah acap kali mengintip jendela jiwaku, yang tak pernah lelah, terus mencari jejak candu mengikat rindu akan dirimu, di setiap lipatan kenangan, terpatri megah menjadi saksi kisah kasih di antara kita.
Pada malam berselimut sunyi dan dingin, dirimu kembali hadir membawa sisa rasa yang tertinggal. Melangkah ragu mendekap senyap yang liar dan riuh berteriak tanpa suara, memenuhi seluruh rongga jiwa, berserakan tanpa arah menyelinap pada tiap jemari nadi, lalu membakar belantara rindu yang kian membara.
Tak peduli, berapa banyak denting waktu yang bernyanyi, bergilir menyapa dinding kamar sepiku, yang lagi mampu menghitung berapa juta kali menemani lamunan diriku tentang dirimu.
Seakan jejak detik yang berlalu, tak ingin membiarkan diriku sendiri, yang terus berupaya betapa ingin aku menepis segala rindu yang hadir membuncah dan akhirnya hanya menyisakan luka dalam tanya membisu." Mungkinkah dirimu di sana merasakan yang sama seperti dinginnya diriku malam ini?"
Derai rinai terdengar merdu membisik kisah pilu, mengiringi setiaku pada tiap tetes gerimis yang mendesah jatuh menyapa bumi, sekadar mengundang dan merasakan hadirnya cintamu yang tak lagi utuh, seperti waktu dulu.
Namun, di saat aku sadar lalu mencoba menggapai samar bayang dirimu, semuanya lenyap tersapu oleh kenyataan yang begitu pahit, mengunyah habis harapan dan mimpi indah tentangmu.
Aku tak ingin berpaling dan terus akan merindukan dirimu. Meski langit malam tak pernah letih mengurungku dalam sepi yang mencekam. Setiaku padamu, tak akan pernah mampu melepas rindunya jiwaku padamu.Â
Mendung kelabu yang masih menggelayut suram, akan tetap memenuhi galeri cinta padamu, selamanya akan tersusun rapi pada tiap bait puisi yang kutuliskan untukmu. Meski kusadari bahwa dirimu tak mungkin akan kembali lagi di sisiku.