Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Suster Boromeo Lebih dari Seorang Guru

11 Desember 2021   07:09 Diperbarui: 11 Desember 2021   16:44 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suster Boromeo(kiri) kepala sekolah SD Kanisius Ganjuran  dan Suster Armela (kanan) Suster Panti Asuhan Ganjuran (Dokpri)

 Suster Boromeo adalah kepala sekolah di sekolah kami, SD Kanisius Ganjuran, Bantul Yogyakarta.  Bukan hanya saya mungkin semua bekas muridnya tidak akan bisa melupakan beliau  begitu saja. Suster yang cantik, disiplin, lembut dan baik hati.

Setiap pagi kami selalu menunggu kedatangan suster di pinggir pagar sekolah kami. Begitu suster datang dan turun dari sepeda, segera kami meminta sepedanya untuk menuntunnya ke tempat sandaran sepeda dan membawakan tas beserta buku-buku yang dibawanya dan meletakkan di ruangan kepala sekolah. 

Belajar peka pada kebersihan lingkungan

Suster berjalan memasuki halaman sekolah, menyapa anak- anak dan terkadang membungkuk untuk memungut sampah yang tercecer dan memasukan ke tempat sampah yang tersedia di setiap depan pintu kelas.

Kebiasaan suster yang tidak segan- segan membungkuk untuk memungut sampah masih melekat dalam hati kami dan tidak akan lupa seumur hidup  kami murid- muridnya. Inilah hal- hal kecil yang kami teladani dari suster, rasa peka pada lingkungan dan  kebersihan.


Pernah suatu saat di musim kemarau, daun pohon jambu di halaman sekolah berguguran tertiup angin. Padahal pak Min, pak kebun sekolah baru saja menyapu halaman sekolah, bekas goresan sapu lidi masih nampak, tetapi daun jambu telah berjatuhan lagi.

 Kebetulan saat itu saat jam istirahat, suster tidak segan- segan membungkuk memunguti daun jambu yang berjatuhan dan kamipun segera mengikuti apa yang suster lakukan, membungkuk dan memunguti daun jambu. 

Wow kenangan yang sungguh indah, kami anak- anak dengan riang memunguti daun jambu, memasukkannya ke tempat sampah dan dalam sekejap, halamanpun menjadi bersih kembali.

Dari Suster Boromeo kami belajar berkebun dan mencintai tanaman.

Di samping dan di belakang sekolah kami ada tempat kosong. Tanah kosong itu tidak dibiarkan begitu saja, tetapi dimanfaatkan untuk lahan berkebun. 

Kami dari kelas 1  sampai kelas 6 memiliki lahan kami masing- masing.  kami boleh mengolah dan menanami  sesuai selera kami. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun