Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengolah Kembali Sisa Roti

3 Oktober 2021   13:39 Diperbarui: 3 Oktober 2021   22:32 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suami lahir dari keluarga Baecker  atau pembuat roti dan memiliki Baeckerei atau toko roti. Setiap hari selalu ada sisa roti yang tidak habis terjual.  Oleh sebab itu saya banyak belajar dari suami dan ibu mertua bagaimana mengolah roti sisa supaya tidak harus dibuang.

Dulu saat anak-anak masih kecil, kami sering mengajak anak-anak ke danau  atau sungai dekat rumah kami untuk memberi makan bebek dan angsa liar, dengan roti-roti. Saat ini memberi makan bebek dan angsa liar dilarang karena remah-remah roti yang tidak dimakan bebek dan angsa liar ini mengundang tikus.

Tikus membawa bakteri dan penyakit yang mengakibatkan bebek dan angsa liar ini sakit dan mati.

Berikut ini langkah-langkah mengolah sisa roti yang tersisa di rumah kami.  Resep dan cara mengolah roti-roti sisa ini saya pelajari  dari ibu mertua almarhumah. Beruntung saya pernah belajar dari beliau.

1. Memisahkan berdasarkan jenis dan bahan roti.

Di Jerman banyak sekali jenis tepung pembuat roti, dari tepung gandum putih, coklat sampai ke jenis tepung tua seperti dinkel. Oleh sebab itu roti dipisahkan berdasarkan  jenis tepungnya, sebelum di keringkan dan diolah menjadi makanan lain.

 1.1 Roti  putih dari tepung terigu putih,  orang Jerman menyebutnya Weizenmehl.

1.2  gandum penuh, berwarna coklat atau Vollkorn.

1.3. tepung gandum atau Roggen.

Macam-macam roti ini dipisahkan betdasarkan jenis tepung pembuatannya karena, setiap jenis berbeda rasa dan warnanya.
Untuk penderita diabetes sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan dari tepung putih atau Weizenmehl karena kandungan gulanya tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun