Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Soto Untuk Mengenalkan Indonesia dan Menggalang Dana

18 September 2021   23:55 Diperbarui: 19 September 2021   05:56 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
soto Ayam foto von Handoyos Sate & Coffee 

Setiap tahun, mahasiswa Indonesia Katholik di Jerman mengadakan retret. Retret merupakan kegiatan rohani yang  terdiri dari pengajaran atau seminar, doa, perayaaan misa dan meditasi.  Biasanya berlangsung paling tidak tiga hari, jumat sampai minggu. Untuk itu memerlukan biaya, antara lain untuk, biaya penginapan, pembimbing retret, transportasi dan lain-lain.  Untuk itu para mahasiswa mencari dana retret.

Ada berbagai macam idee untuk mendapakan dana retet ini, antara lain menjual soto.  Soto sebagai pilihan terutama  di hari-hari dingin. Kuah soto yang hangat dengan bumbu-bumbu rempahnya, seperti jahe, sere, daun jeruk, hmmm...wangi. Apalagi saat ini,  orang-orang Jerman percaya bahwa  jahe, sere dan kunyit sebagai minuman meningkatkan kekebalan tubuh. Sere, jahe dan kunyit sudah bisa dibeli hampir di semua supermarket-supermarket besar. Soto menjadi pilihan karena juga merupakan sup  khas dan asli Indonesia.

Kebetulan saya cukup aktif di paroki St. Martin, dimana saya tinggal. Setelah rapat tentang pengumpulan dana dengan panitya retret mahasiswa Indonesia,  diputuskan untuk mencari dana dengan menjual soto. Dengan dua perwakilan  mahasiswa dan saya, pergi ke kantor paroki untuk bertemu  dengan Romo  dan Dewan paroki apakah diijinkan untuk menjual soto untuk mencari  dana Retret.

Oh... ternyata mendapat sambutan yang hangat sekali, mereka senang dan mendukung kami mau mengumpulkan dana dengan berjualan soto dan makanan Indonesia. Penjualan soto ini berlangsung setelah perayaan  misa hari minggu.

 Supaya umat paroki tertarik untuk membeli, sebulan sebelumnya panitya retret telah membuat poster gambar soto yang berisi kapan berlangsungnya aksi dana. Poster ini ditempelkan di papan-papan pengumuman gereja dan di website gereja. Mengapa demikian. Semua harus dengan perencanaan, dengan pengumuman gambar soto tersebut, umat tahu supaya mereka tidak makan siang di rumah atau di tempat lain, tetapi makan siang di aula gereja.

Saya menyarankan pada Mahasiswa, untuk lebih menarik perhatian supaya mereka menyanyi atau koor di gereja saat misa, sehingga mereka lebih terkesan. Ide ini diterima dengan antusias oleh Romo dan Dewan paroki. Kami malah diminta menyanyikan  lagu -lagu Indonesia.

Wah senang sekali, kemudian panitya retret mencari waktu yang tepat, dimana mereka tidak pas musim ujian. Mereka mulai memilih lagu-lagu dan latihan. Saya membantu mereka berbelanja untuk bahan-bahan soto. Menghubungi ibu-ibu yang suka masak apakah mau menyumbangkan makanan kecil seperti lumpia, risoles dan kue-kue lain.

Selain itu para student  datang dari berbagai kota, antara lain dari Darmstadt, Mannheim, Heidelberg, Kahlsruhe, Kaiserslautern, Koeln, Achen, Duesseldorf bahkan ada yang dari Muenchen. Kebetulan di rumah saya ada cukup tempat, sehingga mahasiswa dari jauh menginap di rumah.  Mereka berlatih koor dan bermain musik , ada yang membawa gitar, horn, keyboard.
Sambil kupas bawang , potong-potong daging, anak-anak muda itu saling bercerita, bersendau gurau. Disini soto menjadi perekat pesaudaraan antar mahasiswa di negri orang.

Jadi sore hari mereka datang, berlatih koor dulu kemudian mulai menyiapkan soto. Hal ini karena mulai jam 22.00 tidak boleh berisik lagi, berlaku jam tenang, supaya tidak diprotes tetangga. Akhirnya sebelum tengah malam soto telah selesai.

Jam 10.00 misa, jam 08.00 setelah serapan pagi seadanya, kami berangkat menyiapkan tempat di Aula, mengatur , menghias meja, piring sendok dan lain-lain. Jam 08.30 student dari berbagai daerah berdatangan, berkumpul di Aula, latihan koor dan musik pengiring bersama sebelum melayani di misa. Terharu melihat kebersamaan mereka, pada mengenakan baju batik, kelihatan ayu-ayu dan ganteng.

Jam 09.30 pemusik mengatur alat musik di gereja, ketua panitya dan dirigen koor menyerahkan lagu-lagu yang akan dinyanyikan dan terjemahannya ke Romo pemimpin misa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun