Mohon tunggu...
There J.E.
There J.E. Mohon Tunggu... -

There JE adalah pemerhati buku yang concern terhadap dunia penerbitan dan teknologi informasi. Tinggal di Yogyakarta, dan sangat menikmati buku sebagai 'makanan bergizi' setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Beli Dulu Proyektor Kalau Nggak Tahu Ilmunya

25 April 2011   15:42 Diperbarui: 4 April 2017   18:13 112346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2.1. Mengenal Tipe Proyektor Pengetahuan mengenai tipe-tipe proyektor sangatlah penting untuk diketahui sebelum Anda membeli sebuah proyektor. Sebab informasi ini akan membantu Anda untuk memperoleh proyektor yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang Anda miliki. Nah, saat ini terdapat tiga tipe utama video proyektor yakni CRT, LCD, dan DLP. Walaupun sebenarnya terdapat beberapa tipe lain seperti LCOS, D-ILA dan SXRD.  Kali ini kita akan mengulas beberapa tipe yang umum beredar di masyarakat. 1.    CRT (Cathode Ray Tube) Proyektor CRT berupa perangkat proyektor besar yang terdiri dari tiga lensa. Masing-masing lensa ini mewakili warna dasar. Tiga lensa ini digabungkan dengan lensa pembesar cahaya yang bisa memproyeksikan image berwarna ke sebuah layar besar yang terdapat dalam sebuah ruangan yang gelap. Dengan perpaduan sirkuit video yang tepat, ukuran CRT dan kombinasi lensa, maka sebuah proyektor CRT bisa menghasilkan image dengan resolusi tinggi. Proyektor CRT memiliki sejumlah keunggulan antara lain: •    Image yang ditampilkan dalam sebuah proyektor CRT disaring dengan menggunakan sebuah sinar elektron dan tidak terbatas pada area tertentu saja. Karena itu proyektor CRT menjadi pilihan yang terbaik bila resolusi menjadi pertimbangan yang utama. •    Proyektor CRT mampu menghasilkan warna hitam yang paling hitam di antara semua tipe proyektor. •    Proyektor CRT memiliki ketahanan untuk melakukan proyeksi hingga 20.000 jam. Sebagai bahan perbandingan, proyektor LCD dan DLP harus diganti sumber cahayanya setiap 1000 jam atau 2000 jam untuk memperoleh brightness atau kecerahan dan kontras yang optimal. Selain sejumlah keunggulan, proyektor CRT juga memiliki sejumlah kelemahan antara lain: •    Proyektor CRT biasanya memiliki ukuran yang sangat besar. Proyektor CRT membutuhkan ruangan yang cukup luas seperti halnya televisi berukuran 20”. Karena itu proyektor tipe ini cukup sulit untuk dibawa bepergian atau berpindah dari satu ruangan ke ruangan lainnya. •    Proyektor CRT tidak memiliki kemampuan untuk menampilkan image dengan sangat jelas seperti tipe proyektor lainnya. Karena itu tipe proyektor ini sebaiknya digunakan pada ruangan yang benar-benar gelap. •    Proyektor CRT harus disatukan dengan tepat untuk menghasilkan image yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan proyektor CRT memiliki tiga lensa yang harus disejajarkan agar dapat memproyeksikan image dengan baik. Bila satu lensa gagal menjalankan fungsinya, maka kedua lensa lainnya juga harus dibenahi agar mampu merefleksikan warna dan brightness yang seimbang. •    Proyektor CRT biasanya memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe video proyektor lainnya. 2.    LCD (Liquid Crystal Display) Proyektor jenis LCD ini menghasilkan cahaya dari tiga panel kecil LCD. Proyektor LCD memiliki ukuran yang lebih besar dari jenis proyektor DLP tetapi lebih kecil dari jenis proyektor CRT. LCD memiliki beberapa kelebihan untuk menampilkan video. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain: •    Front proyektor LCD memiliki harga yang lebih murah. •    LCD Rear Projector TV memiliki tampilan yang lebih tipis bila dibandingkan dengan CRT Rear Projector TV karena memiliki panel LCD dan lampu yang kecil. Kelebihan ini tentunya dapat menghemat ruang yang digunakan untuk menempatkan proyektor. •    Proyektor LCD memiliki gambar yang lebih terang karena penggunaan lampu yang terpisah. Untuk tampilan yang lebih sempurna dan terang, sebaiknya pilihlah proyektor LCD yang menggunakan LED backlight. Hindari memiliki proyektor dengan lampu yang masih tradisional. •    Meskipun proyektor LCD memiliki tiga panel LCD, namun jenis ini memiliki satu sumber cahaya sehingga penggunanya tidak perlu mengatur pemusatan gambar seperti yang dilakukan seperti pada proyektor CRT. Tampilan proyektor LCD lebih terang sehingga menjadi lebih menarik. Tampilan proyektor ini memiliki tampilan yang lebih berkualitas bila dibandingkan dengan tampilan proyektor DPL. Teknologi LCD dan DLP menawarkan keuntungan yang berbeda. Proyektor LCD menawarkan akurasi warna yang lebih baik, sedangkan proyektor DLP memiliki ratio kontras yang lebih tinggi. 3.    DLP (Digital Light Processing) Proyektor DLP biasanya memiliki satu chip dengan lensa-lensa kecil yang bisa berputar. Cahaya dipancarkan melalui chip dan direfleksikan melalui sebuah roda lantas ditampilkan pada layar. Proyektor DLP lebih kecil, ringan, murah dan lebih terang bila dibandingkan dengan LCD dan CRT. Tetapi proyektor jenis ini memiliki warna dan kontras yang lebih buruk. Sejumlah keunggulan yang dimiliki proyektor DLP membuat proyektor ini tidak hanya sesuai untuk bisnis tetapi juga untuk keperluan home theater. Film akan dikonversi secara digital dan disimpan pada hard drive atau disk optikal. Selanjutnya hasil konversi tersebut dimasukkan ke dalam proyektor DLP dan diproyeksikan ke layar. Keunggulan lain yang dimiliki proyektor DLP adalah akurasi warna yang baik, tidak ada efek “screen door” yang muncul seperti pada proyektor LCD, memerlukan power yang lebih sedikit dan memiliki kontras serta brightness yang tinggi. Selain sejumlah keunggulan, proyektor DLP juga memiliki sejumlah kelemahan antara lain •    Seperti halnya pada proyektor LCD, chip DLP memiliki jumlah pixel tertentu. •    Meskipun tidak menghasilkan efek “screen door” seperti pada proyektor LCD, namun proyektor DLP menghasilkan efek “rainbow”. Efek ini menampilkan kilasan warna-warna ketika penonton melihat dari samping. •    Seperti halnya pada proyektor LCD, sumber cahaya harus diganti setiap 1000 jam atau 2000 jam. Meskipun teknologi proyektor DLP tidak sempurna, namun banyak para penikmat home theater memilih proyektor jenis ini. 4.    LCoS (Liquid Crystal On Silicon) Banyak orang tertarik untuk memiliki proyektor ini karena teknologi pada proyektor ini merupakan hasil penggabungan antara teknologi LCD dan DLP. LCoS merupakan proyektor terbaik untuk menghasilkan tampilan gambar pada screen dibanding jenis proyektor lain. Tetapi proyektor ini memiliki harga paling tinggi bila dibanding proyektor lain yang umum beredar di pasaran. 2.2. Mengenal Resolusi pada Proyektor Sementara itu berdasarkan resolusinya, proyektor dilengkapi dengan beberapa keterangan yakni SVGA, XGA, dan SXGA+.  Keterangan ini digunakan untuk menunjukkan resolusi yang digunakan pada piranti dengan layar standar 4:3 seperti komputer dan proyektor. Sedangkan WVGA, WXGA dan WUXGA digunakan untuk menandai resolusi yang terdapat pada piranti layar lebar 16:9 seperti proyektor home cinema. Nilai resolusi sebuah proyektor diukur dengan satuan ANSI Lumens atau biasanya disebut Lumens saja. ANSI merupakan singkatan dari American National Standards Institute. Nilai ANSI ini menunjukkan format cahaya dan metode pengukuran. Sedangkan Lumens merupakan sebuah ukuran yang digunakan untuk menandai tingkat brightness atau kecerahan cahaya yang diproyeksikan. Sebagai gambaran saja, sebuah lilin parafin menghasilkan tingkat resolusi sebesar 13 Lumens, sebuah bola lampu 100 watt menghasilkan 1200 Lumens. Jadi semakin tinggi nilai Lumens, maka semakin nyata gambar yang dihasilkan dalam ukuran yang sama oleh sebuah proyektor. Ketika ukuran gambar diperbesar, Lumens yang ada akan disebarkan pada area yang lebih besar sehingga mengurangi tingkat kecerahan gambar. Resolusi layar standar 4:3 •    SVGA memiliki resolusi 800 x 600 •    XGA memiliki resolusi 1024 x 768 •    SXGA+ memiliki resolusi 1400 x 1050 Resolusi layar lebar 16:9 •    480p (WVGA) memiliki  resolusi 854 x 480 •    720p (WXGA) memiliki resolusi 1280 x 720 •    1080p (WUXGA) memiliki resolusi 1920 x 1080 2.3. Hal-Hal Penting dalam Memilih Proyektor Nah, ketika Anda berniat untuk membeli proyektor, maka ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Tetapi pada dasarnya ada tiga hal utama yang harus Anda pertimbangkan, yakni resolusi, bobot, dan brightness. 1.    Resolusi Semakin tinggi resolusi sebuah proyektor, maka gambar yang ditampilkan pun semakin sempurna.  Sebagian besar proyektor menggunakan teknologi SVGA atau XGA. Bila Anda ingin memperoleh proyektor dengan resolusi yang lebih baik lagi, maka tentunya Anda harus merogoh kantong lebih dalam lagi. Teknologi SVGA dengan resolusi 800x600 cocok digunakan untuk menampilkan video, DVD, dan beberapa jenis presentasi Powerpoint. Sedangkan teknologi XGA atau WXGA memiliki resolusi yang lebih tinggi, yakni 1024 X 768 dan 1280 X 800. Tetapi tentu saja harganya pun lebih tinggi. Sementara itu bila Anda memiliki dana yang cukup dan membutuhkan proyektor dengan resolusi tinggi, maka Anda bisa memilih teknologi SXGA dengan resolusi 1280 X 1024 dan teknologi UXGA yang memiliki resolusi 1600 X 1200. Pengukuran resolusi proyektor sama dengan pengukuran resolusi monitor PC (Personal Computer). Semakin besar resolusinya, maka semakin besar pula ukuran layar dan semakin banyak yang bisa ditampilkan. 2.    Bobot Biasanya proyektor memiliki bobot kurang lebih antara 2 Kg hingga 3,5 Kg. Namun ada pula proyektor yang memiliki bobot kurang dari 2 Kg. Tentu saja proyektor yang ringan ini memiliki harga yang lebih tinggi. Proyektor yang memiliki bobot antara 2 Kg hingga 3,5 Kg memiliki fitur yang lebih lengkap bila dibandingkan dengan proyektor yang memiliki bobot di bawah 2 Kg. Proyektor yang memiliki bobot lebih dari 3,5 Kg juga tersedia. Proyektor seperti ini biasanya menawarkan sejumlah kelebihan meskipun cukup merepotkan bila dibawa bepergian. Bila Anda sering bepergian dengan membawa proyektor, maka pilihlah proyektor dengan bobot 2 kg. 3.    Brightness Brightness memegang peranan penting dalam penggunaan sebuah proyektor. Sebuah proyektor yang memiliki kemampuan brightness yang tinggi akan sangat mendukung bila Anda ingin menampilkan gambar dalam ukuran yang besar. Selain kemampuan brightness, intensitas cahaya dalam sebuah ruangan juga berpengaruh pada tampilan gambar proyektor. Pada sebuah ruangan dengan intensitas cahaya yang rendah, maka lampu proyektor akan terlihat dengan jelas. Sedangkan pada ruangan dengan intensitas cahaya yang tinggi, maka kemampuan brightness proyektor akan sangat berguna untuk menampilkan gambar dengan sempurna. Selain intensitas cahaya, media untuk menampilkan proyeksi juga memiliki pengaruh. Misalnya saja dinding. Dinding merupakan media yang buruk untuk menampilkan proyeksi sebab dinding tidak memantulkan cahaya dengan baik. Sedangkan layar proyektor memiliki kemampuan untuk memantulkan cahaya dengan baik sehingga mampu menampilkan proyeksi dengan sempurna. Proyektor biasanya memiliki 2000-3000 ANSI Lumens. Proyektor kurang dari 2000 ANSI Lumens akan menampilkan proyeksi yang terlihat suram. Sedangkan proyektor lebih dari 3000 ANSI Lumens akan menampilkan proyeksi yang sangat terang. 4.    Contrast Ratio Contrast Ratio berguna untuk mengukur bagian tergelap dan warna hitam, serta bagian paling terang dan warna putih yang terproyeksi. Contrast Ratio berfungsi memperkirakan tingkat cahaya proyektor untuk semua jenis kondisi cahaya ruangan. Semakin besar Lumens, maka semakin terang gambar yang diproyeksikan. Semakin terang suatu ruangan, maka semakin tinggi tingkat Lumens yang diperlukan. 5.    Fitur plug and play Sebagian besar proyektor portabel masa kini telah menggunakan fitur plug and play, mudah digunakan dan bisa disetting dengan tepat. Jadi, Anda hanya membutuhkan soket listrik saja. Anda cukup menancapkan kabel proyektor di soket listrik saja dan proyektor pun siap digunakan. 6.    Fitur-fitur tambahan Perhatikanlah pada fitur-fitur khusus yang mungkin bisa memenuhi kebutuhan khusus Anda. Fitur-fitur yang bisa menjadi pertimbangan, antara lain: •    Memory card, piranti ini dapat menggantikan peran notebook untuk menyimpan bahan presentasi. •    Nirkabel atau wireless, untuk mempermudah pengguna. •    Kemampuan networking, untuk pengoperasian dari tempat lain yang berjauhan. •    Digital keystone correction, untuk meningkatkan fleksibilitas penempatan proyektor. •    Input video komponen, untuk kualitas video yang lebih baik. •    Lens shift, untuk penggunaan yang lebih nyaman. Naskah di atas diambil dari buku ini; [caption id="" align="alignnone" width="160" caption="Teknik Mengubah PC Menjadi Home Theater"][/caption] Judul: Teknik Mengubah PC Menjadi Home Theater Penulis: Jubilee Enterprise Penerbit: PT Elex Media Komputindo

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun