Mohon tunggu...
El Roi Israel Sipahelut
El Roi Israel Sipahelut Mohon Tunggu... Penulis - Menikah

Loving Husband of My Wife - happy Dad of three unique kids, a part of God's asset in Bali - Tinggal Di http://gbikapernaumjembrana.blogspot.com - Youtube Channel : Sipahelut1978 - Twitter/Instagram @777sipahelut

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kutukan Suket Teki pada Sang Politisi

10 Januari 2020   09:12 Diperbarui: 10 Januari 2020   09:23 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KUTUKAN SUKET TEKI PADA SANG POLITISI.

Wong salah ora gelem ngaku salah
(Orang bersalah tapi tidak mau mengaku salah)
Suwe- suwe sopo wonge sing betah
(Lama kelamaan siapakah yang akan tahan menghadapinya)
Tak tandur pari jebul thukule malah suket teki (kutanam padi tapi yang tumbuh justru rumput teki /gulma)


Itu adalah penggalan syair lagu Didi Kempot yang berjudul Suket Teki. Lagu ini bercerita tentang kekecewaan seseorang karena dikhianati oleh kekasih hatinya. Dan hampir seluruh lagu lagu Didi Kempot bertemakan patah hati yang uniknya justru sedang mewabah dan banyak digemari oleh masyarakat.

Oleh sebab itu dia dijuluki The Godfather of The Broken hearted. Dan penggemarnya menyebut diri mereka sebagai sobat ambyar. Ambyar itu menggambarkan kondisi hati yang tercerai berai atau berantakan dan pudar.

Ambyar adalah sebuah fenomena yang begitu lazim terjadi juga di dunia politik. Sama halnya dengan kekecewaan rakyat yang kepercayaannya dinodai oleh politisi yang mereka pilih. Banyak politisi yang ternyata cuma jago orasi tapi tidak becus dlm memberi solusi.

Kasus yang terbaru adalah banjir besar di Jakarta yang berujung pada keluarnya petisi yang ditandatangani ratusan ribu orang dengan tuntutan supaya Gubernur DKI meletakkan jabatannya karena tidak becus bekerja.

Tapi,lagi lagi Sang Gubernur tetap bertahan dan memberikan serangkaian jawaban yang terkesan meyakinkan.Apa hendak dikata,lalu ambyarlah seluruh harapan masyarakat Jakarta yang merindukan Gubernur baru yang sanggup menata kota,tidak cuma mengolah kata. Padahal dulunya Anies Baswedan dikenal sebagai pribadi yang baik dan cerdas.

Dia pulalah yang menginisiasi Program Indonesia Mengajar yang mengirim para pengajar muda sampai ke pelosok2 negeri. Perubahan kepribadian ini menarik untuk dicermati.Bukan hanya Anies,banyak lagi contoh orang orang yang dulunya baik baik tapi kemudian menjadi buruk setelah terjun ke politik praktis . Kira kira apa sebabnya?

Pertama, ia terlalu dibebani secara intelektual. Dari dirinya dituntut suatu tingkat pengetahuan yang tidak dimiliknya,karena melebihi daya tampung maksimal kepalanya. IA TERJEBAK PADA KETIDAKMAMPUAN DALAM BANYAK BIDANG, dan sekaligus HARUS MENYEMBUNYIKAN KETIDAKMAMPUAN ITU.

Seorang politisi dituntut untuk menguasai pengetahuan yang terbagi atas berbagai macam kedinasan dan puluhan bahkan ratusan kebijakan kementerian dan badan pemerintah dan memberi tanggapan bahkan keputusan terhadap semua hal itu.Dia harus dapat memperhitungkan dampak-dampak dari keputusan-keputusan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun