Mohon tunggu...
El Roi Israel Sipahelut
El Roi Israel Sipahelut Mohon Tunggu... Penulis - Menikah

Loving Husband of My Wife - happy Dad of three unique kids, a part of God's asset in Bali - Tinggal Di http://gbikapernaumjembrana.blogspot.com - Youtube Channel : Sipahelut1978 - Twitter/Instagram @777sipahelut

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pilatus vs Binsar Gultom

29 Oktober 2016   22:05 Diperbarui: 14 Juni 2019   16:47 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hal ini sangat penting dengan apa yang terjadi pada Yesus, Pontius dibawah tekanan, dari berbagai arah, Pontius Pilatus berada dibawah situasi yang tidak menguntungkan secara Politis, Kelompok Para Pemimpin Yahudi yang menekan Pilatus untuk menyalibkan Yesus, Pontius tidak mau ada masalah lain lagi dan dia memenuhi tuntutan mereka, dia tidak akan bertahan ketika ada masalah yang lain muncul lagi, mengapa ? Pontius adalah politikus, Pontius bertrasaksi, dan kompromi, didalam pengadilan Yesus dia mencari seseorang Yang bisa diajak bernegosiasi dengan dia, politik adalah seni bertransaksi, dan dia menemukan pengadilan Yesus untuk betransaksi,

Marik kita Berselancar dan Membuka Yohanes 18: 28-31 : Maka mereka membawa Yesus dari Kayafas ke gedung pengadilan. Ketika itu hari masih pagi. Mereka sendiri tidak masuk ke gedung pengadilan itu, supaya jangan menajiskan diri, sebab mereka hendak makan Paskah. Sebab itu Pilatus keluar mendapatkan mereka dan berkata: "Apakah tuduhan kamu terhadap orang ini?" Jawab mereka kepadanya: "Jikalau Ia bukan seorang penjahat, kami tidak menyerahkan-Nya kepadamu!" Kata Pilatus kepada mereka: "Ambillah Dia dan hakimilah Dia menurut hukum Tauratmu." Kata orang-orang Yahudi itu: "Kami tidak diperbolehkan membunuh seseorang

Para Pemimpin Yudaisme ini serta masyarakatt tidak mau najis,, masuk rumah Orang kafir (Pilatus), Karena Hari itu adalah persiapan paskah, pimpinan agama ini begitu hati-hati sekali tidak mau masuk ke rumah orang kafir, tetapi mereka tidak masalah menghakimi Yesus yang tidak bersalah, secara detail mereka memperhatikan hal kecil dalam taurat yang berjumlah 613 Mizvot yang terbagi menjadi hukum agama dan hukum sipil tetapi tidak melihat kebenaran

Paulus bertanya dia ayat 29-31 : - Pilatus mengahadapi persoalan yang dia sendri tidak ingin dia tangani, dia mencari transaksi ketika kerumunan Masa datang kepadanya untuk diadili perkaranya berhubung dengan tugasnya sebagai prefek, dia bertanya “ TUDUHANYNA APA ? Pimpinan agama tahu mereka sudah menempatkan Pilatus pada situasi yang sulit, mereka berkata percayalah kepada kami dia bersalah ?

Situasi yang sama yang sedang menjadi topik pembicaraan hangat dibangsa ini yang begitu menyita perhatian publik: Kasus Putusan Pengadilan Pengadilan Jesika, Sebagai Seorang Yang pernah menempuh pendidikan di fakultas hukum, saya tidak akan menuliskan pendapat saya terhdapa putusan Pengadilan yang dibacakan hakim binsar Gultom, yang saya soroti adalah Kemampuan hati nurani serta intuisi untuk memutuskan yang benar, tetapi dia tidak melakukannya, apakah dia bertransaksi Secara Politis dengan berbagai pertimbangan sehingga dia harus memutuskan yang tidak semestinya dia putuskan ? saya memberikan ruang bagi sidang pembaca untuk memutuskan sendiri !

Mari kembali ke Pontius Pilatus lagi, Pada Ayat 29 : Kerumunan itu menuntut hukuman atas Yesus tanpa bukti, bahkan saksi palsu ( pada injil yang lain juga menceritakannya) kerumunan itu berteriak dia salah percayalah pada kami pilatus, itulah yang terjadi disana, karena para pemimpi agama mengerti bahwa Pilatus tidak dapat menolak mereka, Pilatus berkata berkata jika tidak beritahu saya tuduhannya kalian selesaikan sendiri,

Ayat 31 ambillah dia dan lakukan sesuka hatimu, pilatus mengetahui dengan pasti ini urusan agama, itulah sebabnya dia berkata demikian kepada mereka, lucunya mereka berkata Yesus penjahat tanpa tanpa bisa membuktikan apakah Yesus bersalah atau tidak secara pidana, tidak beritahu kesalahannya Yesus tetapi meminta hukuman mati kepada seseorang yang tidak terbukti bersalah -

Pilatus mencoba bertransaksi - Lukas 23 didalam percakapan yang berlangsung – Yesus dari galilea, pilatus mencoba memberikan masalah itu pada herodes yang mengepalai galilea, Pilatus adalah reperesntasi roma, dibawah Pilatus dibagian utara, dan selatan ada 2 herodes, karena Yesus dari galilea maka dia mengirimkan dan membiarkan herodes yang akan menyelesaikan Tuduhan dakwan serta persangkaan kepada Kristus tanpa bukti dan saksi.

Herodes cukup senang, Yesus tidak bicara dan tidak melakukan apapaun, kecewa dia kirim kembali dan menolak menangangi Yesus, matius 27 perhatikan injil yang berbeda memberikan kita detail yang berbeda, Pilatus tidak bisa bersepakat dengan pemimpin yahudi, juga dengan herodes, tetapi bertransaksi dengan orang banyak, - Pilatus menggunakan tradisi local, pada waktu perayaan melepaskan seorang penjahat sebagai seorang demonstrasi belas kasihan, barabas seorang pemberontak, Pilatus mengeluarkan barabas dan Yesus – nama barabas = bar abas = anak dari si ayah – alasan kenapa Yesus berdiri dihadapan Pilatus adalah klaimnya sebagai anak Bapa/ALLAH, Pilatus membiarkan kerumunan memilih, yang satu pembunuhan pencurian pemberontakan, yang satu menyembuhkan orang dll, bandingkan keduanya

Tetapi orang banyak juga menolak untuk bertransaksi dengan Pilatus, orang banyak di Provokasi Para pemimpin Agama yang sudah menuduh Kristus tanpa bukti - dan bisa membuktikan Tuduhan Mereka, Pilatus gagal, Yohanes 18 : 33-36 , - Apakah kebenaran itu adalah sebuah pertanyaan yang membuat Pilatus terkenal ? ketika dia berhadapan dengan Sang kebenaran, pertanyaan yang salah dilontarkan pilatus, seharusnya adalah siapakh kebenaran itu, mengapa pertanyaannya demikian ? karena dia berhadapan dengan Kristus secara pribadi yang pilatus tanyakan adalah pertanyaan impersonal.

Kebenaran tidak ada didalam politik atau bertransaksi dan kesepakatan, Pilatus menyuruh mencabuk Yesus tanpa belas kasihan, dengan parahnya, tidak menemukan kesalahan tetapi dipukul, dengan menunjukan Yesus dengan kondisi para ke muka umum maka maka dia pikir akan diampuni oleh masa oleh belas kasihan, kerumunan berteriak salibkan Yesus Yohanes 19: 7, menggambarkan reaksi Pilatus, bertambah takut Pilatus, dia memikirkan apakah orang ini anak Allah, istilah anak Allah sangat dikenal oleh orang romawi (KURIOS) itu title kaisar, kurios bagi rowawi ini ancaman - Dia putuskan disalibkan, tekanan semakin bertambah, jika dia melepaskan Yesus maka laporan tentang kurios ini jadi ancaman, matius 27 pilatus menerima pesan dari istrinnya ayat 19 Prokila untuk tidak menghakimi dan mengeksekusi Yesus, Dia mencoba Mengambil keuntungan dengan mengambil air dan cuci tangannya dan mengatakan dia bebas dari darah orang yang sudah berdosa, walaupun hati nurani dan istrinya sudah mengingatkan dia, dia tetap menyalibkan orang yang sudah dia sendiri katakan tidak bersalah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun