Capacity Bulding with Paskhas [Dok. Pribadi]
Matahari bangkit dari tidur pulasnya. Tapi aku tak melihat sedikitpun darimana sinarnya, yang aku tahu hanya sesak di dada. Tak kusangka ternyata aku harus memulai kehidupan baru. Kehidupan yang tak pernah ku bayangkan selama ini.
Apakah kau pernah bermimpi dapat hidup di tanah orang. Tanah lembek nan bau. Air bersihpun sulit di dapat disini apalagi saat ini sedang tidak ada hujan. Memang ini masih di dalam wilayah NKRI yang notabenenya adalah tanah surga.
Kau pernah dengar tentang cerita Laskar Pelangi? Cerita yang sudah sangat akrab di telinga. Sekarang kau lihat lokasi film itu di ambil? Sungguh banyak yang sudah mengabadikan moment disana. Tapi disini? Di tanah kering dan selalu goyah. Jangankan untuk objek wisata, untuk di tanami tumbuhan saja susah.
Mungkin yang di atas tadi terlalu berlebihan, sebab aku sendiri bingung dengan tempat ini. Aku memang sudah memutuskan untuk angkat kaki dari bumi parahyangan. Tempat di mana Budaya terasa kental keberadaannya. Mungkin tidak semua, hanya sebagian saja.
Aku masih berat meninggalkan kota dimana aku mendapat sejuta pengalaman baru. Tempat yang mengajarkanku akan banyak hal. Bahkan semua ilmu yang kudapat disana, masih sangat jauh dari kata cukup. Namun aku tetap harus pergi.
Bukan karena aku bosan, bukan karena aku tak mau lagi mendengar celoteh bodoh dari atasan, tapi aku hanya ingin mengejar sedikit mimpi yang menghampiri kehidupanku. Mungkin ini berat, bukan karena aku akan berpindah jauh, namun karena aku akan menghabiskan banyak tabungan.
Percaya kalau kuliah gratis akan memangkas biaya? Mungkin bagi orang orang berkantong tebal akan mengatakan “itu sangat membantu”. Tapi bagi orang sepertiku, yang masih terus memikirkan apakah besok masih dapat makan, tentu masih sangat terasa berat.
Apalagi aku akan berpindah jauh, jauh, jauh sekali. Dari mana aku bisa mendapatkan uang sebanyak itu, memang kuliahku gratis, tapi… ini sama saja bohong bagiku.
Pernah dengar tentang sekolah kedinasan? Ya… aku sekolah disalah satu sekolah kedinasan, dimana pendaftarnya ratusan ribu orang. Tapi apakah kau tahu siapa yang mendaftar? Kebanyakan dari mereka anak pejabat, yang bisa menjangkau Indonesia lewat transportasi udara. Sedangkan aku?
Aku tak pernah punya mimpi bisa terbang melintasi Indonesia. Negeri yang luas ini dengan hamparan lautnya, dengan gugusan gunung gunungnya, dengan ribuan pulaunya, tak mungkin orang sepertiku ini dapat menjelajahinya.