Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Bayi Tertawa (Detektif Kilesa)

7 Juli 2021   16:04 Diperbarui: 7 Juli 2021   16:15 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku hanya mengangguk -- angguk. "Tidak ada yang mencurigakan?"

Aku mencoba berjalan keluar menuju lorong untuk memberikan penglihatan yang jelas kepada Surti. Surti adalah saksi utama dalam memecahkan kasus ini, dan untungnya apartemen itu memiliki lorong terbuka. Maksudku, kita bisa melihat ke bawah, ke jalanan dari celah yang memisahkan teras kamar Surti dan Andrea dengan kamar seberang. Kamar Andrea terletak di pojokan, orang yang lalu -- lalang akan terlihat oleh tetangga -- tetangganya.

"Kalau mencurigakan tidak ada, pak, paling tadi sekitar jam satu Gunawan, ya, yang kamarnya di lantai empat itu, naik ke atas dan masuk ke kamar Andrea. Lalu tadi jam dua Andrea keluar kamar untuk jemur -- jemur pakaian. Saya lihat dari celah pintu kamar saya."

"Dan Gunawan ini adalah..."

"Oh, dia itu sedang pdkt kepada Andrea, pak. Kalau saya sendiri ogah sama Gunawan. Orangnya genit, juga pekerjaannya serabutan tidak jelas. Lagi mau -- maunya kesengsem dengan wanita beranak satu."

Namun pertanyaanku selanjutnya membuat Surti sedikit berpikir. "Dan ibu tidak melihat Gunawan keluar kamar?"

"Tidak, pak. Ya, mungkin tidak terlihat oleh saya. Saya 'kan juga memasak di belakang."

"Tidak ada orang asing yang masuk?"

Surti menggeleng. Aku meyakinkan diri bahwa sudah cukup keterangan yang dihimpun, sehingga aku bergegas menuju kamar seberang. Sebelum pergi, Surti bertanya.

"Bagaimana dengan bayi itu, pak?"

"Akan diamankan oleh pihak kepolisian."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun