Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Sepatu Rusak

10 Juli 2020   14:56 Diperbarui: 10 Juli 2020   15:06 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Johnny hanya tersenyum kecut, "Ya, bagaimana, calonnya saja belum ada."

"Dicari dong." Abdul dan Lauren berkata bersamaan, membuat kami semua tertawa terbahak -- bahak. Tanpa dinyana kami terlupa bahwa keadaan kolam renang kini terlalu sepi tanpa adanya ceburan lagi, karena Idris dan Jansen sudah masuk ke dalam rumah. Kami baru sadar ketika Idris datang berlari keluar dengan pesawat mainan berada di genggaman tangannya. Ia meluncur terbang ke kolam renang.

"Boeing 505, meluncur!" ujarnya sambil menirukan suara desing pesawat terbang, menceburkan diri ke kolam renang.

"Boeing 707, ikut meluncur!" Di belakangnya Jansen ikut melayang menuju kolam renang. Alhasil cipratan air pun membasahi seluruh anggota keluarga. Bahkan potongan semangka pun basah karena air.

"Idris! Jansen! Yang benar saja!" ujar Lauren marah. Namun Idris dan Jansen tidak peduli. Keduanya asik bermain -- main di dalam kolam renang. Sementara itu di sebelahku Johnny sama sekali tidak tertarik pada tingkah keponakannya. Matanya sibuk tertuju pada layar handphone.

"Aku melihat nama seorang wanita, Johnny. Kenanga. Semoga orangnya seharum namanya."

Johnny mendelik dan tersenyum tipis. "Masih pdkt, om Kilesa, belum ada kata sepakat."

"Well, cukup serius karena ia mengajakmu ke caf itu siang ini. Caf Anekdot. Aku tahu caf itu. Cukup pricy."

Lauren terlihat kesal. "Sepertinya kau senang ikut campur, tuan detektif? Tidak semua orang senang dilihat percakapannya, Kilesa. Kau tahu itu. Di mana sopan santunmu?"

"Kau juga tahu aku seorang detektif. Lagipula Johnny di sini tidak marah. Bukankah begitu, Johnny?"

Johnny menaikkan alis, "Malah kadang aku butuh saran untuk sebuah hubungan, kak Lauren."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun