Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Fisherman Village [Novel Land of Abyss]

4 Juli 2020   10:09 Diperbarui: 4 Juli 2020   10:02 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Revarth memasuki gerbang Fisherman Village dengan perasaan gusar. Adiknya telah diculik oleh Carmello. Dan ia paham bahwa dari semua tawanan Carmello, tidak ada yang bernasib baik. Di desa nelayan inilah ia menaruh harapan, karena ia tahu ayah dan ibunya hanya akan meratap terlalu lama mendengar penculikan Lorena. 

Fisherman Village terletak di tepi Danau Tobias, sebuah danau besar yang kaya dengan binatang lautnya. Pemandangannya indah. Di seberang danau dapat dilihat bukit - bukit hijau yang menjulang tinggi, tersembunyi di balik kabut putih yang menutupi permukaan danau. Perumahan penduduknya pun sederhana, rata - rata terbuat dari kayu atau bambu, namun berpadu asri dengan pemandangan.

Namun Revarth tidak punya waktu untuk menikmati pemandangan. Hatinya panas. Segera melewati salah satu rumah di pojokan, ia melempar orb ke pintu jerami, membuat pintu itu terpelanting ke belakang. Namun, sebagai gantinya, sebuah tombak melayang dari arah rumah.

Dengan sigap Revarth menangkap tombak itu. Ia tersenyum. Orang ini ada di rumah, pikirnya. Seekor anjing pun menyambut kedatangannya. Tampangnya besar, seperti anjing penjaga, bahkan melebihi tinggi dari Revarth. Pada awalnya anjing ini menyalak keras. Namun, begitu mengenal Revarth, ia berganti mengelus kakinya.

"Selamat pagi, Kuma. Bobo ada?"

Seakan memahami pertanyaan Revarth, anjing ini masuk lagi ke dalam pondok. Kali ini dari dalam rumah keluar seorang pemuda belia bertampang mungil, berpakaian kain kusut layaknya nelayan. Mukanya mirip dengan Revarth, ia memiliki telinga binatang layaknya dirinya. Namun wajahnya kasar. Dalam keadaan diam pun, wajahnya seperti hendak ingin menerkam.

"Apa yang membawa seorang pangeran ke Fisherman Village?"

Revarth mengeluh, "Kau tidak mengerti, Bobo. Nana sudah diculik."

"Nana?" ujar Bobo dengan terkejut. "Lorena? Yang benar saja? Siapa yang menculiknya?"

"Carmello, binatang sialan itu. Ketika kami sedang berkelana di Dawn Forest."

Revarth lalu menceritakan apa yang terjadi kepada Bobo. Bobo lalu bertanya tentang pendapat ayahnya, Raja Khistos. Revarth mengaku tidak tahu, karena ia langsung menuju kemari untuk meminta bantuan Bobo, sepupu sekaligus sahabat baiknya.

"Di mana mereka sekarang? Jangan katakan Tower of Ancient Mage."

Revarth hanya mengangguk perlahan, menyatakan kesedihannya. Bobo pun bersikap histeris. Keduanya tahu bahwa memasuki menara yang dijaga ketat oleh mage - mage iblis adalah hal yang tidak masuk akal. Namun, Bobo masih bersikap optimis.

"Kita memang tidak bisa memasuki tempat itu hanya dengan berdua saja. Tunggu sebentar. Aku merasa beruntung hari ini."

"Apa maksudmu?" Namun Bobo tidak menjawab dan langsung masuk menuju pondoknya. Ia keluar lagi dengan membawa peta.

"Dua hari yang lalu aku menyelamatkan seekor kelinci. Ternyata ia kepunyaan Grock, si builder hutan itu. Grock merasa berterima kasih padaku, juga berhutang budi. Ia rela akan melakukan apa saja. Ini tempat tinggalnya."

Revarth melihat peta dan memandang perbukitan di belakang Danau Tobias. Ia tersenyum simpul. 

"Jadi sekarang kita akan menuju Dew Mountain? Ah, tunggu, Bobo, itu artinya kau setuju untuk membebaskan Lorena?"

Bobo menyikut lengan Revarth, "Tentu saja, bodoh. Nana itu sepupuku juga. Lagipula, tombak - tombak nelayanku sudah terlalu tumpul. Aku ingin bertarung, Revarth."

Revarth mengangguk, "Kita kalahkan Carmello."

Cerita lebih lengkap dapat disaksikan di sini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun