Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Mulawarman 1 [Novel Nusa Antara]

22 Maret 2019   16:57 Diperbarui: 22 Maret 2019   17:00 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Omong kosong jika kalian puas dengan kerajaan ini. Kerajaan ini adalah kerajaan baru! Tidak mungkin kalian menyukai setiap orang di kerajaan ini. Aku yakin jika kalian melihat ke depan, belakang, kiri, kanan, kalian akan bertemu dengan musuh -- musuh lama saat kalian masih menjunjung tinggi adat kesukuan kalian masing -- masing. Satu gesekan saja dan kerajaan ini akan lenyap!"

Salah seorang kemudian menyahut, "Itu raja!" dan semakin banyak orang berkumpul di kerumunan depan podium.

 "Paser, Banjar, Ahe, Basap, dan Kutai sendiri, aku yakin kalian memiliki keyakinan bahwa suku kalian adalah yang terhebat di tanah Kalimantan ini. Dalam perjalananku aku telah menemukan berbagai macam orang -- orang dan tidak ada yang menyukai suku tetangganya. Orang Kutai dan Banjar berasal dari pesisir, dan orang Paser serta Basap lebih senang berburu dan bercocok tanam. Tidak ada kesamaan yang seharusnya dapat mempersatukan kalian!"

Semakin banyak orang yang berkumpul sehingga suara semakin bising. Kali ini sang kakek berbicara dengan lebih pelan, memaksa khalayak untuk mengecilkan suara mereka.

"Dan tetap kalian memilih untuk tinggal di tempat ini. Tetap kalian memilih untuk bersatu. Aku mengingat -- ingat janji apa yang aku tawarkan sehingga kalian memilih untuk meninggalkan kepentingan pribadi kalian dan menyatukan kekuatan di bawah panji bernama Kerajaan Kutai."

Semakin banyak rakyat yang berkumpul di depan podium memancing keingintahuan sang pemuda untuk melihat apa yang terjadi. Salah seorang penjaga menggeleng -- gelengkan kepala agar sang pemuda tidak meninggalkan tempat duduknya. Namun nampaknya ancaman kakeknya tidak lagi memiliki pengaruh terhadap sang pemuda. Ia berlari dan menyelinap di dalam kerumunan hingga dapat melihat sang kakek.

"Aku tidak menjanjikan kerajaan ini akan menjadi besar. Saat bertemu pemimpin kalian, ludah dan kata makian sudah menjadi makananku sehari -- hari. Berulang kali aku membujuk para pemimpin untuk menyatukan kekuatan. Berulang kali pula aku gagal. Aku tidak menjanjikan akan mengalahkan negara maritim terkuat di nusantara. Tidak, kita tidak memiliki potensi seperti itu mengingat pengalaman dan pengetahuan berlayar kita yang masih sangat kurang."

"Aku tidak menjanjikan muluk -- muluk. Aku hanya menjanjikan satu hal: tidak ada orang yang tidak diperhatikan di Kerajaan Kutai. Tidak ada lagi perhambaan, perbudakan, orang tanpa pekerjaan. Di tanah asalku Kamboja memang ada perbedaan status sosial, tapi aku tidak menyukai hal itu. Aku berpendapat setiap orang berhak untuk mencapai kedudukannya masing -- masing. Aku menjunjung tinggi usaha, harga diri, dan semangat juang!"

Salah seorang khalayak menimpali, "Hidup raja!"

"Kerajaan Kutai adalah kerajaan baru. Namun aku ingin ini tidak menjadi alasan bagi kita untuk menjadi lemah. Kerajaan ini tumbuh dengan cepat. Semakin hari masyarakat pedalaman meminta bergabung dan kekuatan pesisir kita bertambah kuat sehingga dapat mendorong orang kepulauan untuk bersatu. Mereka melihat kekuatan kerajaan ini, memiliki mimpi yang sama, dan yakin kita akan menaklukkan nusantara."

"Di sini kita berdiri, melupakan kepentingan pribadi dan suku kita masing -- masing, bersatu di bawah bendera Kutai, mencoba mencapai mimpi yang tinggi: mempersatukan Kalimantan, tidak hanya itu, mengalahkan Sriwijaya, mempersatukan nusantara!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun