"Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki." (Yohanes 6:11)
Kompasianer yang terkasih, ini adalah kisah klasik yang sudah sangat familiar di telinga kita sejak di Sekolah Minggu. Namun, kisah ini tetap relevan bagi kita yang saat ini mungkin sedang mengalami situasi yang sulit yang berkenaan dengan kebutuhan hidup. Kesulitan ekonomi tidak hanya dialami oleh anggota jemaat saja, tapi sering dirasakan juga oleh para Pendeta atau Gembala jemaat.
Untuk itu, mari kita renungkan kembali apa yang Yesus lakukan, yang menjadi pelajaran bagi kita semua ketika umat Tuhan mengalami kesulitan ekonomi yang berimbas pada kebutuhan hidupnya melalui kisah ini.
Diceritakan, untuk memenuhi kebutuhan makanan lima ribu laki-laki (ayat 10; perempuan dan anak-anak tidak dihitung), modal yang ada hanya lima roti jelai dan dua ikan (ayat 9). Hanya segini mana cukup? Yuk, kita pelajari bersama.
1. Di tengah-tengah orang banyak, ada Yesus, Sang pembuat mujizat (ayat 1-2).
2. Yesus peduli akan kebutuhan jasmani para pengikut-Nya (ayat 5).
3. Yesus tahu apa yang harus dilakukan-Nya (ayat 6).
4. Yesus melibatkan murid-murid-Nya (ayat 5, 7-10), khususnya Filipus dan Andreas.
5. Yesus mengambil roti, lalu mengucap syukur dan Ia membagi-bagikannya kepada semua orang (ayat 11).
Setelah Yesus mengajar (Mrk. 6:34) dan menyembuhkan yang sakit (Mat. 14:14), Ia tahu bahwa pengikut-Nya membutuhkan makanan jasmani juga, dan sekali lagi, Ia melakukan mujizat karena belas kasihan-Nya. Filipus dan Andreas mempunyai pandangan yang sama, yaitu tentang ketidakcukupan atau kekurangan dan kemustahilan dari kenyataan yang mereka lihat.