Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Frustasi Setelah Giat Bekerja (1 Raja-Raja 19:4)

31 Oktober 2022   23:44 Diperbarui: 1 November 2022   00:11 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang eksekutif sedang merasa frustasi. Sumber: Pexels/Andrea Piacquadio

Tetapi ia sendiri masuk ke padang gurun sehari perjalanan jauhnya, lalu duduk di bawah sebuah pohon arar. Kemudian ia ingin mati, katanya: "Cukuplah itu! Sekarang, ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari pada nenek moyangku." (1 Raja-Raja 19:4)

Kompasianer yang terkasih, ini adalah peristiwa setelah kemenangan gemilang Elia atas 450 nabi Baal dan 400 nabi Asyera. Elia berhasil membuka mata rakyat dan Ahab, raja Israel, bahwa TUHAN, Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub adalah Allah Yang Mahakuasa yang harus disembah.

Namun ternyata, rakyat tidak serta merta segera berbalik kepada Tuhan. Dan yang terburuk ialah Ahab bukannya menceritakan tentang perbuatan TUHAN, Allah Israel kepada Isebel, isterinya, tetapi malah menceritakan tentang Elia yang membunuh semua nabi Baal dengan pedang (ayat 1).

Hal ini membuat Isebel murka dan bersumpah untuk membunuh Elia (ayat 2). Kabar rencana pembunuhan tersebut membuat Elia takut sehingga ia melarikan diri, jauh dari wilayah kekuasaan Ahab sampai masuk ke padang gurun (ayat 3-4). Dan di ayat 4b itulah Elia melampiaskan rasa frustasinya kepada Tuhan.

Elia merasa gagal karena ia tidak bisa membuat Israel bertobat sebagaimana nenek moyangnya dahulu pernah gagal. Ia merasa kerja kerasnya sia-sia tanpa hasil dan ia merasa sendiri tanpa dukungan orang lain yang sejalan dengannya. Inilah penyebab rasa frustasinya sehingga ia mau mati saja.

Kemudian Tuhan mengutus malaikat-Nya untuk menolong dan memberikan makanan dan minuman ketika Elia tertidur (ayat 5-7). Tuhan memberikannya dua kali sehingga pulihlah kekuatan Elia untuk melanjutkan perjalanannya ke gunung Allah, gunung Horeb (ayat 8).

Jadi, Allah yang baik tahu Elia sedang frustasi. Allah memberi yang dibutuhkan oleh Elia pada saat itu yakni istirahat atau tidur yang cukup, dan makanan serta minuman yang dibutuhkan tubuh Elia yang lelah, lapar, dan haus.

Setelah itu, di gunung Horeb Allah memulihkan rohaninya Elia. Di sana Allah memulainya dengan sebuah pertanyaan, "Apakah kerjamu di sini, hai Elia?". Dan dijawab Elia, "Aku bekerja segiat-giatnya bagi TUHAN, Allah semesta alam" (ayat 9-10). Hal ini diulangi lagi pada ayat 13-14.

Dengan tanda-tanda yang hebat ternyata Tuhan tidak ada di situ ketika Elia diperintahkan untuk berdiri di hadapan Tuhan (ayat 11-12a). Tuhan justru hadir melalui tanda yang sederhana (ayat 12c). Di sini Allah ingin Elia tahu, bahwa tidak selalu Allah menyatakan diri-Nya dan kuasa-Nya dengan sesuatu yang dahsyat menurut pikiran dan penglihatan manusia.

Kemudian Allah berfirman dan memberikan tugas baru kepada Elia yaitu untuk mengurapi Hazael menjadi raja Aram, kemudian mengurapi Yehu menjadi raja Israel, dan mengurapi Elisa menjadi nabi pengganti Elia (ayat 15-16).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun