Mohon tunggu...
Theodorus Tjatradiningrat
Theodorus Tjatradiningrat Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendeta dan Gembala Jemaat di GPdI House Of Blessing Jakarta

Saya seorang yang suka membaca, menonton film (sendiri atau bersama keluarga) dan ngopi bareng teman-teman di kala senggang. Saya senang bergaul dengan semua orang dari berbagai kalangan karena saya dapat belajar banyak hal dari mereka.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permintaan yang Sepatutnya Tidak Dikabulkan (1 Samuel 8:4-6)

16 September 2022   13:50 Diperbarui: 16 September 2022   13:57 1272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Mari belajar dari bangsa Israel yang tidak sabar melihat anak-anak Samuel yang menjadi hakim atas Israel karena perilakunya yang meresahkan rakyat, mereka korup dan tidak adil (ay. 1-3). Ketidak puasan atas kepemimpinan nasional yang buruk membuat orang Israel datang kepada Samuel untuk meminta pergantian pemimpin dari hakim menjadi raja dengan alasan yang rasional yaitu: pertama, Samuel sudah tua; kedua, anak-anak Samuel tidak hidup seperti dirinya yang berintegritas dan takut akan Tuhan; ketiga, Israel ingin seperti bangsa-bangsa lain yang memiliki raja (ay. 4-5).

Hal ini sangat mengesalkan hati Samuel, untuk itulah dia berdoa kepada Tuhan untuk menyampaikan perkara tersebut (ay. 6). Namun, sangat mengherankan karena Allah mengabulkan permintaan Israel! Apakah permintaan yang rasional itu sesuai dengan kehendak Allah? Jawabannya iya, memang kehendak Allahlah yang akan memberikan seorang raja kepada Israel. Hal ini telah Allah beritahukan kepada Israel melalui Musa ketika mereka masih di padang gurun, tetapi hanya raja yang dipilih oleh Allah (Ul. 17:14-15) dan lebih jauh lagi raja itu harus dari suku Yehuda! (Kej. 49:10).

Kembali ke 1 Samuel 8. Yang menjadi persoalan mendasar ialah orang Israel ternyata bukan menolak Samuel atau anak-anaknya, tetapi menolak Allah sebagai raja atas mereka (ay. 7). Jadi, permintaan itu menunjukkan bahwa orang Israel tidak beriman dan setia kepada Allah (ay. 8). Lalu Tuhan mengabulkan permintaan tersebut dengan memberitahukan hak-hak raja serta kewajiban rakyat dan konsekuensi terburuknya yaitu teriakan mereka karena raja itu tidak akan dijawab Tuhan (ay. 9-18). Dan untuk ketiga kalinya Allah menegaskan bahwa Ia mengabulkan permintaan rakyat ketika mereka mendesak Samuel agar segera diberikan seorang raja seperti bangsa lain (ay. 19-21).

Akhirnya, terpilihlah Saul dari suku Benyamin menjadi raja pertama bangsa Israel dan diurapilah dia oleh Samuel (1 Sam. 9:1-10:1). Namun, peneguhan Saul sebagai raja di hadapan rakyat setelah dilakukan pemilihan dengan undian dan Saul tetap yang terpilih (1 Sam. 10:17-24). Permintaan orang Israel akan diangkatnya raja bagi mereka memang dikabulkan Tuhan, tetapi terbukti di kemudian hari Saul menjadi raja yang mendukakan hati Tuhan dan menyusahkan rakyat. Saul adalah pilihan yang terbaik dari yang terburuk!

Ingat saudara, kehendak Tuhan ialah raja pilihan-Nya berasal dari suku Yehuda dan seperti yang saudara ketahui raja Israel yang terbaik sepanjang masa adalah Daud yang saat itu belum lahir! Artinya, orang Israel mendesak Allah mempercepat waktu yang seharusnya belum tiba dan ketika Allah mengabulkannya itu berarti bencana bagi Israel! Apalagi mereka punya motivasi yang keliru yaitu ingin seperti bangsa-bangsa lain yang dipimpin oleh raja manusia pilihan mereka dan itu sama dengan menolak Tuhan sebagai raja Israel. Mereka tidak lagi percaya dan mengandalkan Tuhan!

Mereka lupa bahwa negerinya aman dan sejahtera karena kehadiran Tuhan sebagai raja sejak keluarnya Israel dari Mesir dan Dialah yang memberikan negeri itu. Kekalahan dan penderitaan Israel dari bangsa-bangsa lain karena mereka yang meninggalkan Tuhan, namun ketika mereka berbalik kepada Tuhan, maka kemenangan menjadi milik mereka. Hal ini tercatat dalam Kitab Hakim-Hakim. Dengan mengadopsi sistem monarki bangsa-bangsa lain berarti Israel perlahan akan mulai meninggalkan sistem yang telah diatur oleh Tuhan. Itu sebabnya ketika masih di padang gurun Tuhan sudah menetapkan agar raja yang dipilih oleh-Nya harus memegang hukum Tuhan (Ul. 17:16-20).

Dengan demikian, saudara dapat pelajaran dari pembahasan tadi yaitu: pertama, jangan memaksakan kehendak di dalam meminta kepada Tuhan; kedua, jangan memiliki motivasi yang terselubung ketika meminta karena Tuhan pasti mengetahuinya; ketiga, jangan minta Tuhan mempercepat waktu demi tercapainya nafsu kedagingan; keempat, jangan meminta kepada Tuhan karena melihat orang lain apalagi orang yang hidupnya duniawi.

Tetapi, ketika saudara punya sebuah kerinduan mintalah dengan penuh penyerahan diri dan kehendak saudara ke dalam kehendak dan waktu Tuhan yang jadi. Percaya dan andalkan Tuhan, Dia tidak pernah meleset soal waktu, Dia tidak akan terlalu cepat atau terlambat, Dia pasti tepat waktu karena Dia tahu apa yang harus diberikan bahkan sebelum saudara meminta kepada-Nya! Berpeganglah pada firman Allah dan saudara akan mendapatkan kekuatan untuk menantikan berkat dan pertolongan-Nya.

Kiranya pelajaran Alkitab dan renungan pada hari ini dapat menguatkan saudara di dalam pergumulan saudara. Allah tidak pernah mengecewakan anak-anak yang dikasihi-Nya. Tetap percaya, tetap semangat dan tetap bersyukur ya! Sampai jumpa di tulisan berikutnya, Tuhan Yesus memberkati saudara dan keluarga saudara. Haleluyah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun