Mohon tunggu...
Ragu Theodolfi
Ragu Theodolfi Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat seni, pencinta keindahan

Happiness never decreases by being shared

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Kualitas Udara dalam Rumah Penting untuk Kesehatan

27 Agustus 2021   15:54 Diperbarui: 14 Juni 2022   22:07 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konsep hunian sehat yang mengedepankan bukaan untuk sirkulasi udara dan pencahayaan. Sumber: Studio ArsitektropiS via Kompas.com

Pandemi Covid19 belum usai. Statistik untuk penyakit ini masih fluktuatif. Meskipun demikian, ada harapan yang besar dengan melihat angka kesembuhan yang terus merangkak naik, meskipun perlahan. Demikian juga halnya dengan BOR (bed occupancy rate) atau tingkat hunian rawat inap pada fasilitas kesehatan yang semakin melandai.

Hal ini tentu saja menjadi berita yang menggembirakan. Namun, kita semua harus tetap waspada dalam masa pandemi ini. Penyesuaian diri dengan protokol kesehatan pada era new normal butuh usaha ekstra dan komitmen dari masing-masing kita, sehingga kita menjadi terbiasa dengan perubahan-perubahan prilaku ini.

Selain prilaku, faktor lingkungan  juga memiliki peranan yang besar dalam proses terjadinya suatu penyakit. Faktor lingkungan biologis, sosial, budaya memiliki andil yang cukup besar dalam penularan covid19, demikian juga dengan faktor lingkungan fisik.

Rumah, tempat tinggal kita adalah salah satu bagian lingkungan fisik yang perlu mendapat perhatian khusus, terutama di masa pandemi. Lebih kurang 60% waktu kita lebih banyak dihabiskan di rumah, melakukan aktivitas, belajar, bekerja dan berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya.

Tingginya aktivitas anggota keluarga di dalam rumah, harus didukung dengan suasana rumah yang menyenangkan dan dari segi kesehatan juga harus memenuhi persyaratan. 

Kualitas udara yang buruk di dalam rumah erat kaitannya dengan penularan penyakit, terutama penyakit yang ditularkan melalui udara (airborne diseases) baik yang disebabkan oleh virus (Covid19, influenza, mumps/gondongan, campak) maupun oleh bakteri (Tuberculosis, pertusis/batuk rejan, difteri).

Mengapa kulitas udara dalam rumah menurun?

Penggunaan asbes sebagai bahan bangunan, penggunaan bahan pelapis untuk furniture serta interior dapat menurunkan kualitas udara di dalam ruang rumah. Kondisi ini akan diperparah dengan ventilasi yang tidak memadai, kepadatan hunian, debu, kelembaban yang berlebihan serta suhu yang tidak nyaman.

Selain itu, penggunaan energi yang tidak ramah lingkungan, penggunaan sumber energi yang relatif murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak), penggunaan kompor tradisional juga turut berperan mempengaruhi kualitas udara dalam ruang.

Ilustrasi ruang yang sehat (sumber: blog.omysa.com via)
Ilustrasi ruang yang sehat (sumber: blog.omysa.com via)

Perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan pembersih kimia, dan kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama.

Syarat kualitas udara dalam rumah yang sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun