Mohon tunggu...
Thea Rahmani
Thea Rahmani Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikai UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tekadku Karenamu

4 Desember 2013   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:19 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok ini adalah seseorang yang sering aku rindukan keberadaannya. Karena langka sekali aku bisa mendapatkan kehangatan bersamanya. Hanya dua pekan aku bisa bertemu dengannya dalam waktu satu tahun, paling lama ya dua bulan. Hal itu terjadi karena profesi yang membuatnya harus tinggal dinegara lain. Kurang lebih sudah dua belas tahun dia bekerja dinegara penghasil minyak bumi, dikawasan Semenanjung Arab, Kuwait. Dia bekerja sebagai tenaga medis disebuah rumah sakit disana. Walaupun pendidikan terakhirnya hanya diploma keperawatan di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, dia bisa mencapai impiannya untuk bekerja diluar negeri.

Dia lahir dikeluarga keturunan Tiongkok yang kedisiplinan dan kerja kerasnya terkenal kuat. Maka dari itu apa yang telah didapatnya merupakan buah dari kedisiplinan dan kerja keras yang dilakukan dan dorongan dari orang tuanya yang bisa dibilang sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya. Padahal orang tuanya bisa dibilang bukan dari keluarga yang berada dalam mencukupi kebutuhan pendidikan anak-anaknya. Tapi siapa sangka sekarang anak-anaknya sudah sukses semua.

Seperti yang sudah aku ceritakan, aku bertemu dengannya hanya dua pekan syukur-syukur bisa dua bulan dalam satu tahun. Maka dari itu, saat dia mendapat cuti untuk pulang ke Tanah Air, aku sering memanfaatkan waktu itu untuk bersamanya. Kami memiliki hobi yang sama, wisata kuliner Mie Ayam yang ada disekitar Depok-Bogor-Jakarta. Ya, kami penyuka mie ayam. Kami rela pergi jauh-jauh ketempat yang terkenal enak mie ayamnya, hanya untuk makan mie ayam lalu pulang setelah puas menyicipinya. Hahaha begitulah kebiasaanku dengannya.

Bukan hanya itu, aku juga biasa makan durian bareng dengannya. Kami penggila durian, mau dijus, dibuat es, atau durian utuh pasti kami lahap sampai mual. Suatu hari dia membeli sekitar delapan buah durian utuh saking kalapnya untuk dimakan bersama keluargaku dirumah. Hal yang disukanya saat memakan durian adalah memakannya dengan kerupuk udang. Dan gara-gara itu aku juga jadi suka mengikuti kebiasannya yang aneh itu. Tapi ya memang enak sih.

Hal lain yang sering aku lakukan bersamanya adalah nonton dibioskop bareng. Aku selalu menggandengnya dan bilang “Kayak Pak Prabu sama Nikita Willy ya?”, terinspirasi dari film Putri yang Ditukar gitu. Setiap berlibur pasti kami nonton berdua, walaupun kadang bikin badmood saat nonton dibioskop sama dia. Kalau ngga ditinggal tidur saat film berlangsung, ya ditinggal nonton sendiri distudio bioskop dan dia malah pergi entah kemana sampai film selesai. Tapi saat aku ngambek, dia sangat tahu apa yang membuat moodku kembali membaik. Satu porsi mie ayam di Bakmi GM kesukaanku pasti dijadikan bahan sogokan agar aku gak ngambek lagi.

“Pikirkan baik-baik apa yang akan kamu ambil dalam menentukan keputusan,karena keputusanmu adalah apa yang harus kamu pertanggung jawabkan dan kamu harus konsisten dalam menjalani keputusanmu itu,” itu adalah hal yang pernah diucapkannya beberapa tahun lalu saat aku harus memutuskan dimana aku akan melanjutkan sekolahku. Kata-kata itu masih aku ingat sampai sekarang dan hal itulah yang membuatku belajar untuk menjadi orang yang bijak dalam menentukan keputusan, memiliki tanggung jawab yang besar dan konsisten untuk melakukan sesuatu hingga tuntas.

Bukan hanya itu yang dia ajarkan kepadaku, kepercayaan diri, semangat, kerja keras juga dia tularkan kepadaku. “Saya percaya, kamu pasti bisa! Usaha berbanding lurus dengan hasil. Ingat apa yang sudah saya usahakan untuk kamu, saya mau kamu juga sukses bahkan lebih sukses dari saya. Sukses menunggumu!”, itulah yang dikatakannya saat aku merasa ciut untuk menghadapi kesulitan. Saat aku ingat kata-kata itu membuat aku kembali termotivasi untuk kembali bangkit dan semangat mencapai apa yang aku cita-citakan.

Kemauan kerasnya kadang memang membuatku emosi sendiri saat aku dan dia berbeda pendapat dalam memutuskan sesuatu. Tidak jarang kami terlibat adu debat pendapat tentang sesuatu yang berbeda. Kadang aku sampai tidak mau berbicara dengannya berhari-hari sampai pendapatku diterima. Tapi kadang akulah yang kalah dalam berdebat dan akhirnya nurut dengan apa yang dikatakannya. Atau kami sama-sama mencari jalan tengah agar bisa sama-sama diterima pendapatnya.

Memang tidak semua hal yang ada dalam dirinya aku sukai, contohnya sifat keras kepala dan egoisnya yang membuatku naik darah saat harus menghadapi sifatnya itu. Entah setan darimana yang pernah membuatnya mengatakan sesuatu yang membuatku sangat sakit hati, bukan hanya aku tetapi juga ibuku yang lebih sakit hati. Tepatnya 12 Juli 2012, hanya karena hal sepele mereka bertengkar hebat. Dan  membuatnya berkata hal yang seharusnya tidak dikatakan pada ibuku dan aku. Padahal kata-kata itu sangat fatal bila diucapkan, karena akan merusak tali pernikahan mereka. Ya, dia adalah ayahku. Seseorang yang keras kepala, kadang tidak bisa berpikir panjang kedepan, dan kadang meremehkanku saat aku mendapat nilai tidak sesuai dengan keinginannya. Namun aku tetap mencintainya karena berbagai hal positif yang telah beliau ajarkan kepadaku selama ini. Aku tetap mencintainya walaupun beliau pernah begitu menyakiti perasaan aku dan ibuku. Justru itulah yang membuatku termotivasi agar menjadi seorang yang sukses dan membuktikan kalau aku bisa menjadi apa yang dia inginkan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun