"Makan sahurlah kalian, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah."Â (HR Bukhari)
Sebagai mahasiswa mesti pandai-pandai mengatur keuangan, apalagi saya bersama kawan-kawan kala itu merantau keluar kota yang jauh dari rumah. Kami bertiga tinggal di sepetak kamar kos salah satu pemukiman padat di daerah Malang.Â
Saat menjalani ibadah puasa Ramadan, kami terbiasa menyiapkan menu sahur yang sederhana, hitung-hitung buat hemat uang jajan.
Malam itu kami sepakat masak sendiri karena suntikan dana bansos dari bos di kampung agak terlambat. Persediaan mie instan mulai menipis sisa 2 bungkus, sedangkan beras tinggal segelas. Meski begitu tak menyurutkan niat kami untuk menjalani ibadah puasa.Â
Kami selalu membagi tugas untuk mempercepat gerak memasak, kebetulan saya diberi amanah untuk memasak mie sedangkan kedua kawan bertugas menanak nasi dan mencuci peralatan makan.
Aktivitas di kampus cukup padat hari itu, sehingga membuat kami bertiga sangat lelah sehingga tidur lebih cepat. Pukul setengah 4 saya baru terjaga dan cepat-cepat membangunkan kedua kawan yang juga tengah tertidur pulas.
Sesuai pembagian tugas, maka saya langsung bergegas memasak mie instan menggunakan rice cooker. Sudah terbayang nikmatnya mie kuah dengan nasi yang telah disiapkan kawan dari semalam.
Baru saja saya memasukkan mie ke dalam air mendidih, tetiba listrik kamar kos padam. Alhasil mie instan yang saya masak jadi tidak matang.
Jam sahur sudah mepet waktu imsak, akhirnya terpaksa kami makan sahur dengan menu mie instan setengah matang. Saya berkata, "Ternyata tidak cuma telur yang dimasak setengah matang, mie rebus ala anak kos juga bisa setengah matang ya.. haha..".Â