"Memaafkan bukan karena mereka pantas untuk diampuni, tapi karena engkau pantas mendapatkan kedamaian."
Malam itu saya kedatangan seorang klien dalam sesi konseling. Sebelumnya ia mengirimkan pesan singkat yang isinya menjelaskan bahwa saat ini sedang mengalami kecemasan tanpa sebab.
Hampir setiap hari kecemasan tersebut muncul dan sangat mengganggu aktivitas baik ditempat kerja ataupun dirumah. Saat kecemasannya kambuh, sang klien merasa sangat tidak nyaman hingga mempengaruhi fisiknya.
Seperti biasa dalam sesi konseling, saya lebih banyak menggali akar masalah klien untuk memahami kasus yang dihadapi. Sebagai informasi bahwa dalam proses hipnoterapi yang saya tekuni, sesi konseling sangatlah penting.Â
Selama lebih kurang 30-60 menit saya memberikan kesempatan kepada klien untuk bercerita tentang segala hal yang dirasakan, didengar dan dilihat. Sambil sesekali saya mengarahkan klien agar tidak keluar dari topik dan sesi berjalan secara efektif.
Sebut saja namanya mbak Indri, seorang wanita paruh baya berusia sekitar 40 tahunan yang saat ini bekerja sebagai staff admin di salah satu perusahaan consumer good.
Saat pertama kali bertemu, wajahnya terlihat begitu muram, tak ada senyum yang dilepas, hanya tatapan mata hampa yang tampak begitu jelas.
"Salam kenal mbak indri, saya Anjas Permata, selamat datang di Rumah Hipnoterapi. Apa yang bisa saya bantu?"Â kalimat pembuka coba saya lemparkan untuk membangun keakraban.
"Saya bingung pak mau mulai dari mana?" jawabnya singkat kepada saya.
Tidak semua sesi konseling berjalan mudah dan lancar, hal itu dikarenakan kondisi setiap klien tentu berbeda-beda. Bukan hanya kasus per kasus, melainkan juga tergantung dari karakter yang dimiliki.