Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Simak, Tips Membagi Waktu agar Menjadi Karyawan yang Efektif dan Produktif

21 November 2021   21:53 Diperbarui: 22 November 2021   00:46 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Istirahat yang cukup (Sumber: Stocksy )

Survei membuktikan bahwa Workload atau beban kerja yang terlalu tinggi adalah alasan terbesar bagi seorang karyawan untuk memutuskan resign dari kantornya.

Banyak pekerja atau karyawan yang mengalami kesulitan dalam membagi waktu. Tak ayal hal itu menjadi penyebab utama mereka merasakan beban kerja yang berat, tidak punya waktu istirahat bahkan harus menambah jam kerja kantor.

Ketidakmampuan membagi waktu juga mengakibatkan para pekerja menyelesaikan pekerjannya dengan tergesa-gesa. Hasilnya mereka tidak mampu memberikan hasil kinerja terbaik sampai menurunnya produktivitas.

Saya masih ingat betul, sebelum menerapkan time management, saya adalah seorang pekerja yang menganggap bahwa pekerjaan itu sebagai beban yang sangat berat. Saya sering pulang telat dan hampir setiap hari harus overtime alias lembur

Di satu sisi mungkin orang menilai saya adalah pekerja dengan etos kerja tinggi, pekerja keras dan mempunyai dedikasi lebih. Namun di sisi lain sebenarnya saya sering merasa tertekan, tidak nyaman bahkan hampir meninggalkan perusahaan.

Keadaan itu diperparah dengan atasan yang gemar menelepon sehari 3 kali. Tak jarang diluar jam kerja pun saya harus mengangkat panggilan dari atasan. 

Biasanya yang dibahas adalah tentang hasil dan pencapaian, maklum saya waktu itu ada di divisi penjualan. 

Memang serba salah ketika ada telepon dari atasan, mau nggak diangkat nanti bisa jadi runyam urusan, kalau diangkat membuat jam istirahat di rumah jadi berantakan.

Awalnya saya menyalahkan atasan karena perilakunya tersebut, tetapi setelah beberapa kali merenungkan, akhirnya saya mendapatkan beberapa pemahaman. 

  1. Kerja terasa berat karena saya tidak menikmati setiap proses, melainkan fokus kepada hasil akhir.
  2. Atasan sering menanyakan pencapaian karena memang saat itu saya belum menyelesaikan target.
  3. Setiap hari harus lembur karena saya belum menerapkan prinsip membagi waktu yang benar.

Dari hasil perenungan di atas, tidak ada satupun yang berhubungan dengan orang lain. Ternyata yang menjadi masalah utama adalah diri saya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun