Masalahnya adalah ketika kita mendapatkan informasi atau perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain, maka secara spontan respon emosi yang akan timbul.
Ada 2 (dua) jenis respon emosi, pertama aku sebut dengan respon memahami. Emosi ini tidak langsung menterjemahkan informasi atau perilaku orang lain menjadi energi negatif, melainkan memahami terlebih dahulu akar masalah dan duduk persoalannya.
Orang tipe ini akan melakukan identifikasi masalah, mengukur kedalaman masalah dan mengendalikan respon dengan baik. Kemudian barulah mengambil reaksi atau repson atas informasi dan perlakuan tersebut.
Kedua aku sebut dengan respon tak terkendali. Disini tidak ada proses seperti diatas. Orang dengan tipe ini cenderung mudah marah dan gampang tersinggung. Dia belum memiliki kemampuan dalam mengendalikan diri.
Di momen Ramadan, kamu bisa melatih diri agar mampu mengontrol amarah dengan cara mengidentifikasi, mengukur dan mengendalikannya.
Bisa Mengendalikan Hawa Nafsu
Hawa nafsu merupakan bagian fitrah dari setiap manusia yang diberikan oleh Allah Swt. Memang tidak mudah untuk mengendalikannya, namun bukan berarti tidak bisa.
Menurut Imam Ghazali ada 3 (tiga) tingkatan manusia sehubungan dengan hawa nafsu.
- Orang yang dikuasai hawa nafsu (manusia pada umumnya)
- Orang yang perang melawan hawa nafsu (belajar mengendalikan); dan
- Orang yang mampu menahan serta mengendalikan hawa nafsu.
Untuk dapat mencapai tingkatan sebagai orang yang telah mampu menahan serta mengendalikan hawa nafsu diperlukan latihan terus-menerus. Salah satunya adalah dengan berpuasa.
Berpuasa dapat meningkatkan kemampuan kita dalam mengendalikan hawa nafsu.
Apalagi di bulan suci Ramadan ini kita akan berpuasa sebulan penuh (inshaa Allah), oleh karena itu bisa kita manfaatkan untuk menanamkan kebiasaan baik dalam mengendalikan hawa nafsu.