Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pandemi Tak Menyurutkan Tradisi Sambut Ramadan Kami

14 April 2021   04:01 Diperbarui: 14 April 2021   04:04 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marhaban yaa Ramadan/jogja.tribunnews.com

Buat kamu yang tinggal di Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur pasti tidak asing dengan tradisi-tradisi dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadan. 

Alhamdulillah meski suasana Pandemi tak menyurutkan niat baik kami. Berikut ini aku bagikan cerita unik seputar tradisi menyambut Ramadan serta nilai-nilai dan falsafah yang bisa kita petik pelajarannya.

Tradisi 'Megengan'

nasi berkat megengan. sumber dokpri
nasi berkat megengan. sumber dokpri

Megengan berasal dari kata 'megeng' (bahasa Jawa) yang artinya menahan. Megengan dapat disebut sebagai upacara selamatan yang khusus dilaksanakan dalam menyambut bulan suci nan istmewa (Ramadan).

Selama Ramadan kita wajib megeng (menahan) lapar dan dahaga, menahan amarah dan yang paling utama adalah menahan hawa nafsu.

Tradisi Megengan diduga kuat diciptakan oleh Sunan Kalijaga. Memang sampai sekarang belum ada bukti historis yang menunjukkan hal itu. 

Tetapi dugaan ini cukup berdasar. Pasalnya kreasi-kreasi yang menyangkut tradisi akulturasi antara Islam dan Jawa memang kerap berasal dari pemikiran Sunan Kalijaga. 

Selamatan sudah menjadi tradisi di Jawa jauh sebelum agama Islam masuk ke Indonesia. Namun, dalam Megengan, selamatan juga dibarengi dengan kegiatan doa bersama.

Megengan merupakan salah satu wujud konkret akulturasi antara budaya Jawa dengan ajaran agama Islam. 

Tradisi megengan dilaksanakan dengan menyediakan nasi 'berkat' sejumlah tertentu kemudian dititipkan di masjid atau musholla terdekat. Nasi-nasi 'berkat' yang terkumpul kemudian akan menjadi sajian bagi para jamaah yang melakukan doa bersama. 

Umumnya nasi 'berkat' terdiri atas nasi (nasi putih atau nasi kuning) beserta lauk pauk seperti ayam goreng, ayam bumbu rujak atau ayam panggang lengkap dengan telur, mi goreng atau bihun goreng dan sambal goreng hati ampela. Hmmm... yummy gaess! (haha...).

Tradisi 'Nyekar'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun