2. Inflasi
Selain dipengaruhi oleh pelemahan rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar AS, nilai mata uang kita juga dipengaruhi oleh dampak inflasi. Kenaikan indeks harga konsumen atau inflasi inilah yang juga menaikkan harga-harga barang di pasar.
Lihat saja, tarif transportasi lambat laun naik dari tahun ke tahun, harga barang kebutuhan sehari-hari juga naik, tarif jasa naik, hingga akhirnya upah karyawan pun menyesuaikan alias dinaikkan sesuai besaran kenaikan inflasi.
Artinya, secara umum nominal kenaikan gaji itu hanya menyesuaikan besaran inflasi, sementara secara nilai tidak mengalami perubahan.
Wajar saja bila mungkin banyak karyawan yang mengeluhkan, “gaji naik tapi kok rasanya sama aja seperti sebelumnya, alias cepet habis juga untuk memenuhi kebutuhan yang sama seperti sebelumnya.”
Sebagai contoh harga beras tahun 2011 adalah Rp 7.500 per kilogram, sedangkan harga beras sekarang tahun 2021 di kisaran Rp 10.000 atau naik 25% sekitar Rp 2.500 per kilogram.
Dengan kata lain kalau tahun 2011 uang Rp 100.000 bisa beli 13 kilogram beras, di tahun 2021 ini hanya cukup untuk beli 10 kilogram beras.
Dan ini baru contoh satu kebutuhan pokok saja. Bayangkan jika semua harga barang konsumtif selalu naik, potensi kenaikan inflasi juga semakin tinggi.
Inflasi yang terjadi pada suatu negara tidak akan muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi terjadinya inflasi yang terus meningkat.
Secara umum, inflasi disebabkan adanya kenaikan dari biaya produksi suatu barang. Harga barang baku yang meningkat akan membuat biaya produksi menjadi naik dan terus meningkat.