Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sembuhkan Luka Batin Dengan Memaafkan

4 Maret 2021   00:03 Diperbarui: 10 Maret 2021   05:28 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
asqewilustrasi berusaha melupakan | https://unsplash.com/photos/BuNWp1bL0nc

"Maaf" adalah sebuah kata yang gampang diucapkan. 

"Memaafkan" bagi sebagian orang merupakan tindakan yang mudah dilakukan. 

Namun bagaimana dengan "Melupakan"? 

Mungkin butuh 1.000 tahun untuk menghapusnya.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal Consulting Clinical Psychology pada tahun 2014 menyebutkan bahwa seseorang yang memendam rasa kebencian, rasa sakit hati, rasa dendam dan segala perasaan negatif yang berkaitan dengan luka batin dan/atau kondisi emosional sangat rentan mengalami gangguan kesehatan mental.

Bahkan jika kondisi tersebut tidak segera diatasi, maka dampak terburuk bisa mempengaruhi ketenangan jiwa dan batin bagi siapapun yang merasakannya.

Manusia adalah makhluk invidual sekaligus sosial. Dalam kehidupan sosialnya, seorang manusia tidak akan lepas dari keterhubungan dengan manusia lain yang disebut dengan interaksi.

Dalam interaksinya entah hubungan percintaan, hubungan pertemanan maupun hubungan sosial lainnya tentu tidak akan pernah lepas dari yang namanya konflik. 

Benturan serta gesekan kepentingan, prinsip dan emosi ini akan selalu bergerak secara acak tergantung situasi dan kondisi. Letupan-letupan emosi tentu saja akan mewarnai perjalanan hidup kita.

Konflik biasanya muncul manakala terdapat ketidaksesuaian antara nilai yang kita anut dengan perilaku yang ditampilkan orang lain. Masalah selanjutnya akan muncul saat konflik-konflik itu terus menumpuk dan memenuhi gudang jiwa kita. 

Mungkin saja bisa selesai dengan saling memaafkan, namun benarkah semudah itu kamu memaafkan orang yang telah berbuat salah, orang yang telah menyakiti bahkan menorehkan luka batin?

Coba kamu renungkan ini kawan. Ketika kamu menyimpan dendam dan kebencian kepada orang lain artinya tanpa disadari kamu justru memupuk tekanan emosional hingga menjadi penyebab stres.

Pertanyaannya apakah kamu mau terus berada di situasi seperti itu?

Sedangkan mungkin saja disaat yang bersamaan orang yang notabene berbuat salah atau menyakiti kamu justru tidur nyenyak tanpa memiliki beban pikiran dan perasaan apapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun