Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Toxic Relationship dalam Balutan "Bucin"

22 November 2020   00:31 Diperbarui: 23 November 2020   02:53 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi toxic relationship (Sumber: Spice4Life)

Di sisi lain kamu nggak bisa meninggalkan pasangan karena sudah terlanjur sayang, sudah menganggap bahwa pasangan kamu adalah orang yang tepat.

Seberapa pantas pasangan kamu dipertahankan? Seberapa layak hubungan kamu dengannya diteruskan?

Pertanyaan-pertanyaan di atas yang seharusnya kamu renungkan jika berada dalam situasi toxic relationship. 

Oke sebelum lebih jauh membahasnya, pertama sangat bijak untuk melakukan analisa apakah hubungan kamu dalam pusaran toxic atau tidak dengan mengenali ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Hilangnya kenyamanan
Jika kamu dan pasangan sudah tidak lagi saling mendukung satu sama lain yang ditandai dengan perilaku salah satu atau keduanya mau menang sendiri, atau suka mengalah tapi batin tertekan hingga merasa tidak lagi nyaman karena terkekang, maka fix hubungan kamu sedang tidak sehat. 

Kenyamanan adalah hal yang diidamkan oleh semua pasangan, namun sayang banyak juga yang belum mampu mengintepretasikan dengan baik. Akibatnya hubungan menjadi banyak capek ketimbang senangnya.

Kembali pada kasus "bucin" ala Andhika di atas, kalau kita sama perhatikan maka sebenarnya dia merasa bahwa hidupnya terpenjara oleh Fala. Sama sekali tidak ada kebebasan bahkan hanya untuk bersosial dengan sahabat. 

Lalu sampai kapan ente mau hidup dengan pasangan seperti itu?
2. Penyelesaian konflik yang buruk
Dalam setiap hubungan baik sehat maupun bermasalah tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya konflik. Namun yang membedakan adalah konflik dalam hubungan sehat biasanya mempunyai jalur penyelesaian yang relatif aman dan solutif. Sedangkan konflik dalam sebuah hubungan toxic cenderung buruk bahkan menyakiti misalnya perilaku abusive (verbal dan/atau fisik), silent treatment (mendiamkan pasangan), atau bisa juga sikap posesif (overprotective) yang mengatasnamakan cinta.

Well... sekali mas dan mbak, pasanganmu bukan mobil yang ada BPKB nya terus bisa dijual dan dimiliki. Posisikan dia selayaknya manusia yang pada dasarnya memiliki kebebasan berpikir, berkehendak dan berperilaku.

3. Intuisi atau perasaan sebenarnya sudah merasa tidak cocok
Untuk ciri yang satu ini kamu bisa gunakan metode self talk. Tanya sama dirimu sendiri, dari dalam hati dan nurani apakah iya kamu masih mau lanjutkan hubungan dengan orang yang notabene membuat kehidupanmu terkekang, tekanan batin dan terpenjara?

Apabila kamu merasakan bahwa sudah tidak cocok sama pasangan tetapi sulit untuk melepaskan karena berbagai macam alasan, di sinilah letak ciri toxic itu mulai menguasai hidup kamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun