Mohon tunggu...
Anjas Permata
Anjas Permata Mohon Tunggu... Konsultan - Master Hypnotherapist

Trainer Hypnosis, Master Hypnotherapist, Professional Executive, CEO Rumah Hipnoterapi, CEO Mind Power Master Institute, Ketua DPD Perkumpulan Komunitas Hipnotis Indonesia (PKHI)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Realitas Ilusi Vs Penjara Pikiran

30 Agustus 2020   00:27 Diperbarui: 30 Agustus 2020   16:33 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Realita dan ilusi (Sumber: psychologytoday.com)

Bagaimana pikiran bisa diproduksi?

Pertama, ada sinyal getaran atau informasi data yang berasal dari lingkungan di sekitar kita baik lingkungan eksternal maupun internal. Otak Anda memiliki fungsi untuk merpersepsikan sinyal tersebut. 

Lalu kemudian menterjemahkan dan mengirimkan sinyal-sinyal kepada sel untuk mengendalikan perilaku dan genetika. Jadi otak berfungsi sebagai persepsi dan intepretasi sinyal. Dari hal tersebut otak memproduksi pikiran.

Sebagai contoh, Anda barusan mengalami gagal tes masuk di Universitas yang Anda inginkan. Anda sudah bekerja keras belajar dan mempersiapkan diri tapi karena gagal, maka sinyal keagalan itu kemudian Anda persepsikan sebagai sebuah kekecewaan dan ketidakadilan. Anda kemudian frustasi dan akhirnya berhenti mencoba.

Contoh lainnya, sebelas tahun yang lalu di daerah Jombang ada seorang anak kecil bernama Ponari mengaku memiliki batu ajaib yang bisa menyembuhkan penyakit. Dengan mencelupkan batu ke dalam air minum yang kemudian dikonsumsi, bisa menyembuhkan berbagai penyakit.

Hasilnya Ponari didatangi banyak orang dari seantero nusantara. Sampai-sampai dia djuluki Ponari si "Dukun Cilik". Sungguh luar biasa...

Ponari dan Batu Petir Ajaib (Sumber: boombastis.com)
Ponari dan Batu Petir Ajaib (Sumber: boombastis.com)
Pikiran Negatif
Kasus pertama adalah contoh pikiran negatif. Sebuah informasi yang dipersepsikan negatif oleh pikiran Anda sehingga menimbulkan emosi yang negatif berupa "kekecewaan".

Seorang yang optimis akan memberikan persepsi berbeda. Kegagalan tes dimaknai sebagai bentuk evaluasi diri yang menganggap mungkin universitas itu tidak cocok dengannya. Dan memutuskan untuk mencoba tes di Universitas lain sampai menemukan yang benar-benar cocok.

Satu informasi dan satu sinyal dengan persepsi yang berbeda. Dan membuktikan bahwa kekecewaan itu hanya sebuah ilusi dari persepsi kita.

Pikiran Positif
Kasus yang kedua adalah contoh pikiran positif. Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa dengan mencelupkan sebuah batu bisa menyembuhkan segala penyakit. 

Namun tahukah Anda, sang "Dukun Cilik" sudah menyembuhkan ribuan orang. Hal ini membuktikan bahwa dengan keyakinan mampu mengalahkan logika akal sehat. Keyakinan itu sendiri berasal dari pikiran positif yang dihasilkan melalui persepsi informasi oleh otak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun