Mohon tunggu...
Faridhian Anshari
Faridhian Anshari Mohon Tunggu... -

Seorang spectator sedari kecil yang "kebetulan" menjadikan sepakbola sebagai teman dan ramuan dalam eksperimen ajaibnya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

"Flip A Coin" Antara Sunderland dan Parma

3 Juni 2018   00:00 Diperbarui: 3 Juni 2018   00:12 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari mirror.co.uk

Ketakutan kedua adalah kehilangan para pemain kunci, yang lebih tergiur oleh kibasan gaji dan popularitas bermian di divisi yang lebih baik. Tidak dapat dipungkiri seorang pemain yang bermian bagus namun (sialnya) ada di klub yang tidak bagus pasti akan tergoda untuk berpindah labuhan demi karir yang lebih baik. 

Layaknya diakhir musim ini, jelas nama macam Xherdan Shaqiri dan hampir seluruh pemian Stoke City akan segera mengontak agen mereka untuk mencari pelabuhan baru, demi curriculum vitae yang lebih baik. Sehingga tidak salah jika nama seperti Gigi Buffon yang terus menerus bertahan bersama Juventus walau dimasa-masa susah Serie B, menjadi salah satu dari pemain yang dicap mempunyai loyalitas terbaik. Dan jika menilik dari cerita di tulisan kali ini, nama Alessandro Lucarelli sangat pantas dijadikan suri tauladan berikutnya.

Dan ketakutan ketiga adalah hantu bernama kelelahan. Silakan perhatikan bahwa pertandingan di divisi bawah, pasti akan lebih banyak daripada divisi teratas. Alasan utamanaya adalah bahwa divisi teratas harus selalu dijaga kualitas permainan klub dan pemainnya, sehingga tidak boleh terkesan membabi buta dalam menjalankan pertandingan. Selain itu biasanya, dalam klub di divisi teratas bermukim para pemain bintang dan pemain tim nasional, yang juga di wanti-wanti oleh FIFA dalam mengatur kadar bermainnya. 

Faktor lain yang tidak kalah mengerikan bahwa, terkadang pertandingan di divisi bawah sering dilakukan pada midweek, dan bisa saja dilakukan dua kali dalam satu minggu. Sangat wajar jika kelelahan. Tengok saja berapa jumlah pertandingan (di Liga) yang membuat Fulham dapat bermain lagi di EPL musim depan. Jika dihitung dari pertandingan awal musim hingga babak playoff terakhir, pertandingan yang dilalui kurang lebih berjumlah 50 buah. Melelahkan? jelas!

Semoga Parma yang musim depan sudah kembali lagi ke habitatnya dapat menikmati beberapa keuntungan yang dirasakan oleh Sunderland dua musim lalu. Dimana kali ni Sunderland (lagi dan lagi) harus merasakan kesulitan finansial, ditinggal supporter dan pemian kunci, plus kelelahan yang luar biasa karena bermain di divisi yang kalah jauh enaknya dengan tempat Parma sekarang.

Namanya juga hidup teradang seperti dua sisi mata koin. Ada senang ada susah. Semua ada gilirannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun