Mohon tunggu...
Faridhian Anshari
Faridhian Anshari Mohon Tunggu... -

Seorang spectator sedari kecil yang "kebetulan" menjadikan sepakbola sebagai teman dan ramuan dalam eksperimen ajaibnya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Drama, Sang Kawan Akrab Sepak Bola

12 April 2018   15:46 Diperbarui: 13 April 2018   01:05 3229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar diambil dari bola liputan6.com

Lupakan sejenak amukan tragis Gigi Buffon yang dipaksa mengakhiri karir Liga Champions-nya dengan sebuah kartu merah, atau cerita kehebatan serigala-serigala Roma dalam membalikan keadaan.

Atau tentang Andres Iniesta yang harus say goodbye selama-lamanya dengan Piala Kuping besar, maupun melihat bagaimana perjuangan Mo salah yang (lagi dan lagi) membawa Liverpool bernafas kencang musim ini. Namanya juga sepakbola, jika tidak ada drama yang mengejutkan, sometimesdipercaya bukanlah permainan kelas atas.

Sepakbola yang sejak dulu pertama kali dimainkan dalam wujud kulit babi yang dibuat bulat serta dijadikan ajang hiburan oleh para serdadu Inggris, pastilah akan selalu menyisakan drama yang serba tak terduga.

Siapa kira, sepakbola yang (konon) dipercaya diciptakan oleh bangsa Inggris sempat diklaim oleh Brazil hingga membuat negara mereka identik dengan sepakbola level samba. Untungnya, tidak sampai menciptakan perang. Kalau sampai terjadi, sungguh drama level dewa yang tersaji, demi memperebutkan gelar "siapa" nenek moyang sejati sepakbola.

Sepakbola hingga kapanpun akan selalu lekat dengan "drama", mau apapun level pertandingannya, dari sekelas final Piala Dunia hingga perebutkan tiket promosi divisi satu Liga Selandia Baru, pastilah akan selalu dikaitkan dengan seribu kemungkinan yang disimpulkan dalam wujud sebuah kata bernama "drama". 

Namun, pernahkah terpikir oleh anda, sisi mana saja dari sepakbola yang akan selalu diidentikan dengan kata drama? Sekali lagi saya "iseng-iseng berhadiah" mengadakan pertanyaan singkat kebeberapa anak muda yang merupakan mahasiswa yang juga tergabung dalam komunitas pengamat sepakbola.

Ada beragam jawaban jika kita mengaitkan sepakbola dengan drama. Dan dari beragam hasil pemikiran para "penerus bangsa" tersebut, maka didapatkan kaitan kata "drama" dengan sepakbola kedalam tiga kesimpulan besar.

Pertama, jelas jika berbicara drama dan sepakbola maka akan tercetus "drama hasil akhir sebuah pertandingan".  Dari 30 anak muda yang saya berikan pertanyaan, 50% dari mereka setuju bahwa drama yang terjadi di sepakbola hampir selalu berbuntut skor hasil akhir yang tersaji di papan stadion.

Menarikanya, drama yang mereka garisbawahi selalu bercerita bahwa "drama" bukan hanya untuk tim kecil yang bisa mengalahkan tim besar. Cerita legenda David vs Goliat, memanglah akan selalu menjadi cerita drama sepanjang masa yang akan terus tersimpan dalam memori. Namun, justru sebaliknya, mereka juga meyakini bahwa kemenangan sebuah tim besar akan tim kecil juga merupakan drama yang menarik.

Sebagai contoh, beberapa dari mereka yang saya beri pertanyaan, lebih suka drama menonton serta menceritakan ulang Final Piala Eropa 2012, yang mempertemukan Spanyol dan Italia, jika dibandingkan menyaksikan kemenangan Sevilla atas Manchaster United di babak 16 besar Liga champions musim 2017/2018. 

Menurut mereka (yang juga saya amini), bahwa menyaksikan kemenangan tim kecil melawan tim besar memang menyenangkan, namun sometimessudah tidak menjadi hal yang mengejutkan lagi. Ada "level" drama yang ingin coba dinaikan kelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun