Mohon tunggu...
Faridhian Anshari
Faridhian Anshari Mohon Tunggu... -

Seorang spectator sedari kecil yang "kebetulan" menjadikan sepakbola sebagai teman dan ramuan dalam eksperimen ajaibnya.

Selanjutnya

Tutup

Bola

2018, Kenapa "Pak Ketum" Berfikir Mundur?

6 Januari 2018   17:04 Diperbarui: 16 Januari 2018   20:16 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di penghujung tahun 2017, ada sebuah berita yang setelah diuji memang bukan hoax, yang mengatakan kalau ketua PSSI (FA-nya Indonesia), Edy Rahmayadi mengutarakan sebuah pernyataan yang jika didengar, membuat orang awam mengernyitkan dahi. 

Pak Ketum (saya menyebutnya), mengungkapkan bahwa jika ada pemain sepakbola Indonesia yang bermain diluar negeri tidaklah nasionalis. Bahkan ada unsur ancaman kalau mereka yang bermian diluar Indonesia tidak akan diajak untuk bemain bersama tim nasional lagi. Entah apa yang merasuki pikiran "bapak" kala itu.

Orang awam, kaya saya ini pasti langsung berfikir super keras mencari tahu kenapa alasan utama dari ancaman Pak Ketum ini. Beberapa alasan terlintas, mungkin Pak Ketum marah karena Evan Dimas, sang mutiara Indonesia - Xavi-nya merah putih, malah keluar dari Bhayangkara FC dan pindah ke Selangor FC yang notabene terletak di Malaysia. 

Yes, Malaysia mungkin yang jadi permasalahannya. Pak Ketum tidak terima kalau ada yang pindah ke negara tetangga yang konon merupakan musuh berbuyutan kita di ranah sepakbola (pinginnya sih persaingan selevel Inggris dan Jerman, kenyataannya?). So, bisa jadi karena "Malaysia"lah beliau ngamuk. Tapi setelah ditelaah lebih jauh, sebenarnya tidak ada masalah berarti jika itu Malaysia. 

Andik Virmansyah tetaplah Andik sang arek Suroboyo, walau dia bermain di negara jiran bertahun-tahun lamanya. Bepe tetaplah sang kapten buat kita, walau pernah mengecap negara jiran. Tidak ada masalah berarti. Nasionalisme tidak berubah secepat itu. Ya kalee, karena mereka main di Malaysia, para pemain ini jadinya ingin pindah kewarganegaraan. Percayalah, para pemain kita tidak senaif itu.

Setelah berfikir lumayan keras, sambil ditemani gelato rasa Chesse Cake di sekitaran Menteng, saya tidak dapat menemukan alasan lain yang paling tepat selain rasa egois yang dimiliki Pak Ketum. Sempat kepikiran alasan politik, dimana Pak Ketum ikut nyalon di Pilkada. 

Tapi saya ga nemu benang merahnya dengan permasalahan ini. Sepertinya Selfish, menjadi alasan tersendiri yang tidak dapat diganggu gugat. 

Pepatah orang tua yang mengatakan, dalamnya lautan dapat diukur, namun dalamnya pikiran dan hati seseorang tidak dapat ditebak menjadi pembuka paling pas dari analisa tabir perasaan Pak Ketum. Entah apa yang ada dipikirannya, karena pak Ketum jarang berbicara langsung kepada media kenapa landasan dasar dia melarang pemain kita main diluar. 

Mungkin, ya mungkin lowh ini, karena dia ingin Indonesia mempunyai liga seperti English Premier League, yang akhirnya berimbas kepada tim nasional Inggris. Alasan yang masuk akal, ketika melihat timnas Inggris diisi oleh pemain dari dalam negeri semua. Jarang sekali ada pemian yang dipanggil "nyangkut" bemain diluar Inggris. 

Pernah sih, semacam David Beckham yang tetap dipanggil ketika dia bermian di Real Madrid, Spanyol. (C'mon Beckham gitu loh!). Niatnya Pak Ketum ini sih sebenarnya baik, dengan memaksa pemain kita bermian di dalam negeri, sehingga tim nasional berasal dari dalam, dan mudah dipantau. Iya sih pak, bagus, tapi dah old school, ga kekinian, ga sesuai pemikiran zaman now.

Bertahun-tahun kita sudah mencoba menggunakan cara lama seperti itu. Fokus main didalam negeri, agar timnas dapat terpantau. Namun, apakah ada hasilnya? Bertahun-tahun juga kita melihat Liga Indonesia ga ada kemajuan yang berarti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun