Mohon tunggu...
Thea Aurelia Pratama
Thea Aurelia Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa kesehatan masyarakat Universitas Airlangga

Memiliki ketertarikan terhadap pengembangan diri

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Generasi Muda Gemar Investasi: Untung atau Rugi?

15 Juni 2022   03:28 Diperbarui: 15 Juni 2022   03:45 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kata praktis merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan segala hal di zaman ini. Globalisasi dan perkembangan zaman telah membuat segala hal menjadi semakin praktis untuk dilakukan. Dengan sedikit menggerakan jari pada gawai pintar, manusia sudah bisa melakukan segala hal, termasuk berinvestasi. Hal ini juga didukung dengan semakin maraknya keberadaan fintech (financial technology) di Indonesia.

Berdasarkan data KSEI, sejak tahun 2018 jumlah investor di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahunnya, bahkan pada tahun 2021 peningkatan jumlah investor mencapai 92,99% dari tahun sebelumnya dan sebanyak 60,18% investor berusia 30 tahun ke bawah. Mengapa lebih dari setengah investor di Indonesia justru berusia 30 tahun ke bawah ?

Menjadi generasi yang tumbuh bersama teknologi menjadikan generasi ini mengalami berbagai kemudahan, termasuk dalam berinvestasi. Melakukan investasi di zaman sekarang adalah hal yang mudah. Investasi bisa langsung dilakukan melalui berbagai aplikasi yang dapat diunduh kapan saja di gawai masing-masing. 

Keberagaman produk investasi mulai dari yang paling umum, seperti saham dan reksadana hingga produk-produk yang baru santer terdengar beberapa tahun terakhir, seperti cryptocurrency, ETF, dan NFT turut mendorong generasi muda untuk berinvestasi.

Kemudahan akses internet menjadikan dunia internet sebagai sumber informasi utama generasi muda dalam mencari informasi finansial. Berbagai platform di internet dimanfaatkan oleh banyak Finfluencers (financial influencers) dalam membagikan nasihat-nasihat keuangan. Sayangnya, tidak semua influencer finansial memiliki pengetahuan yang mumpuni sehingga terkadang nasihat dan tips yang diberikan justru merugikan. 

Salah satu contoh dampak merugikan adalah terciptanya mental ingin cepat kaya di mana investor mengharapkan keuntungan mencapai dua hingga tiga digit dalam kurun waktu yang cepat. 

Tentu saja ini merupakan hal yang mustahil karena investasi ditujukan untuk jangka panjang. Mentalitas ingin cepat kaya ini dibuktikan pada penangkapan beberapa afiliator binary option beberapa waktu lalu. 

Banyaknya jumlah korban dan kerugian yang mencapai miliaran rupiah menunjukkan bahwa banyak investor yang tergiur dengan gaya hidup mewah dan ingin mendapatkan keuntungan berjumlah besar dalam waktu singkat. 

Mental ingin cepat kaya juga dapat dilihat pada hasil survey yang dilakukan oleh Nasdaq dan Morning Consult yang menunjukkan 48% investor generasi Z mengecek portofolio mereka beberapa kali dalam sehari, sementara 24% lainnya mengecek minimal satu kali dalam sehari.

Agar dapat menghindari hal-hal yang justru dapat merugikan diri sendiri, terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh investor muda, salah satunya adalah berusaha menahan diri dan tidak terburu-buru. Mengingat tujuan investasi adalah untuk jangka panjang, hal pertama yang dapat dilakukan adalah menentukan tujuan investasi. 

Setelah itu, menentukan profil resiko agar dapat menyesuaikan dengan produk yang akan dibeli nantinya. Sebelum memutuskan untuk membeli produk investasi, pastikan telah mempelajari dengan dalam tentang produk tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun