Mohon tunggu...
Mochamad Thoriq Aziz
Mochamad Thoriq Aziz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Kelautan dan Perikanan 2019 (UPI)

Your time is limited, so don't waste it living someone else's life. Don't be trapped by dogma – which is living with the results of other people's thinking. -Steve Jobs

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemberdayaan Perempuan di Lingkungan Ciwaktu Lor, Kelurahan Sumur Pecung

12 Agustus 2022   03:42 Diperbarui: 12 Agustus 2022   08:06 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Warga melakukan pembenahan Kampung Ciwaktu Lor, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (2/7/2021)/TRIBUNBANTEN.COM

KKN 190 B UPI, CIWAKTU LOR - Menjadi perempuan di Indonesia bukanlah hal yang mudah. Banyak paradigma yang berkembang di masyarakat tentang perempuan, diantaranya pandangan bahwa perempuan merupakan sosok yang kurang penting sehingga hanya memiliki peran di dapur, kasur, dan sumur. Paradigma tersebut sudah mengakar bahkan menjadi budaya hingga saat ini dan tentunya dapat membatasi kebebasan setiap perempuan untuk menjalankan segala aktivitasnya.

Melihat hal tersebut, munculah gerakan emansipasi perempuan. Emansipasi perempuan adalah pembebasan dari perbudakan, persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama mengenai persamaan hak kaum perempuan dengan kaum laki-laki. Emansipasi perempuan juga diartikan sebagai proses pelepasan diri para perempuan dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekarangan hukum yang membatasi kemungkinan individu ini untuk berkembang dan untuk maju.

Di Indonesia sendiri, ada satu tokoh yang memperjuangkan emansipasi perempuan yaitu RA Kartini. Beliau memperjuangkan hak hak perempuan, dimana perempuan itu berhak mendapatkan pendidikan, perempuan tidak berhak untuk direndahkan, dan perempuan berhak mendapatkan kebebasan serta kesempatan yang setara dengan laki-laki. Dari sanalah muncul istilah kesetaraan gender yang berkembang sampai saat ini.

Hal-hal tersebut melatarbelakangi kami untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Lingkungan Ciwaktu Lor, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang. Kami mendapati bahwa di lingkungan tersebut banyak sekali kegiatan ataupun lembaga yang melibatkan perempuan di sekitar, khususnya ketika lingkungan Ciwaktu Lor terpilih sebagai penerima bantuan dari Kementerian PUPR dalam program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) Tahun 2021. Saat itu seluruh elemen masyarakat dilibatkan untuk gotong royong, baik laki-laki maupun perempuan. Dari sanalah mulai berkembang dan terus berkembang menjadi satu lingkungan yang kompak dengan mengusung jargon "Satset".

 Warga melakukan pembenahan Kampung Ciwaktu Lor, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (2/7/2021)/TRIBUNBANTEN.COM
 Warga melakukan pembenahan Kampung Ciwaktu Lor, Kelurahan Sumur Pecung, Kecamatan Serang, Kota Serang, Jumat (2/7/2021)/TRIBUNBANTEN.COM

Selain itu, kegiatan perempuan disana juga beragam, mulai dari pengajian rutin di mushola sampai senam sore di ruang terbuka hijau. Perempuannya pun diberdayakan dengan sangat baik oleh kelurahan sumur pecung, mulai dari pelibatan perempuan di kantor kelurahan sampai ke Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), bahkan sampai dibentuk Kelompok Perempuan Tani (KWT). Dari hal tersebut, dapat kita ketahui bahwa singkatnya Lingkungan Ciwaktu Lor sudah menerapkan konsep kesetaraan gender dan sudah dibuktikan dari beberapa kegiatan di lapangan.

Senam sore bersama ibu-ibu lingkungan Ciwaktu Lor (28/07/2022)/dokpri
Senam sore bersama ibu-ibu lingkungan Ciwaktu Lor (28/07/2022)/dokpri

Dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Indonesia pun seluruh elemen masyarakat Lingkungan Ciwaktu Lor baik perempuan maupun laki-laki berkolaborasi dalam upaya memeriahkan hari kemerdekaan, seperti penyelenggaraan kegiatan jalan santai dan juga lomba-lomba yang dapat meningkatkan kekompakan warganya.

Dengan begitu kami berharap untuk kedepannya agar kekompakan yang tidak memandang gender ini tetap terjaga di lingkungan Ciwaktu Lor, sehingga dapat dijadikan sebagai motivasi untuk lingkungan lain agar bisa menjadi lingkungan yang ramah dan nyaman dengan partisipasi perempuan yang tinggi, baik di bidang ekonomi, politik, sosial, atau budaya di lingkungan tersebut.

Menyambut hari kemerdekaan di Lingkungan Ciwaktu Lor (07/08/2022)/dokpri
Menyambut hari kemerdekaan di Lingkungan Ciwaktu Lor (07/08/2022)/dokpri

R. Moch Thoriq Aziz (1905361), Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Universitas Pendidikan Indonesia

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun