Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Terbantahkan Gus Dur Adalah Seorang Santri

26 Oktober 2015   10:59 Diperbarui: 26 Oktober 2015   11:34 574
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keputusan Presiden Tak Perlu Dipertentangkan

Ada juga gunanya Presiden Jokowi menetapkan hari santri nasional.  Karena dengan ditetapkannya hari santri tanggal 22 Oktober  maka paling tidak khalayak menoleh dan memperhatikan sejenak apa sih santri itu. Bagi awak santri cukup sering didengar walaupun tidak paham secara keseluruhan seluk beluk dunia  santri.  Pemahaman awak santri itu berhubungan erat dengan pesantren tempat mondok anak remaja untuk belajar secara khusus tentang Agama Islam.

Ada sedikit beda antara  hari santri dengan hari besar nasional lainnya.  Perbedaan itu terletak pada hari libur.  Jadi boleh dibilang hari santri bukan termasuk hari istimewa bagi rakyat Indonesia bersebab hari itu hanya untuk diperingati saja namun tidak dijadikan hari libur nasional. Mungkin di lingkungan pesantren setiap tanggal 22 Oktober dilakukan peringatan atau berbagai kegiatan syiar agama guna memperkokoh komitment peran santri di kancah nasional.

Penetapan hari santri merupakan jawaban Jokowi atas janji janji ketika kampanye pemilihan presiden tahun 2014. Tentu saja menetapkan hari bersejarah bagi santri seluruh indonesia itu ada dasar hukum atau peristiwa yang mengawali kenapa tanggal 22 Oktober dijadikan sebagai hari santri.  Awak terkejut ketika seorang mahasiswa mengambil kesempatan presentase tentang Bela Negara dengan memasukkan point hari santri dalam paparannya. Faisal Mahasiswa Gunadarma Kelas 1PA01 Kampus G Jakarta menerangkan kepada kami sejarah pertempuran Umat Islam melawan Belanda. 

Faisal ternyata alumni dari pesanteren. Mahasiswa ini menuturkan bahwa peristiwa sejarah itu terjadi ketika Para Kiayi dari seluruh Pesantren Jawa Timur mengaklamasikan Resolusi  JIHAD untuk mengusir Belanda dan sekutunya dari Surabaya. Melalui semangat  Jihad maka seluruh umat Islam dengan senjata seadanya mampu mengusir Belanda.  Diawali maklumat Jihad pada tanggal 22 Oktober itulah yang kemudian melahirkan Hari Pahlawan 10 Nopember berkat Patriotisme Bung Tomo .

Baik kini hari santri telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 kemudian bagaimana kita menyikapinya.  Walaupun dari berbagai pihak menyatakan bahwa dengan ditetapkannya hari santri nasional akan berakibat Islam di Indonesia akan terkotak kotak.  Silahkan saja berpendapat demikian.  Menghadapi perbedaan pendapat tentu saja para santri harus membuktikan bahwa  peran Alumni Pesantern jangan dianggap entengatas  sumbangsih bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gus Dur, Cak Nun dan Ahmad Fuadi

Tak terbantahkan bahwa Presiden Republik Indonesia ke – 4 yakni KH Abdurrahman Wahid adalah seorang Santri. Para Santri Indonesia berbangga salah seorang Alumni Pesantern menjadi orang nomor satu di Indonesia.   Gus Dur mengeyam  pendidikan dasar Islam ketika  mengaji kepada KH. Ali Maksum di Pondok Pesantren Krapyak dan belajar di SMP. Pada tahun 1957, setelah lulus dari SMP, Wahid pindah ke Magelang untuk memulai Pendidikan Muslim di Pesantren Tegalrejo. Ia mengembangkan reputasi sebagai murid berbakat, menyelesaikan pendidikan pesantren dalam waktu dua tahun (seharusnya empat tahun). Pada tahun 1959, Wahid pindah ke Pesantren Tambakberas di Jombang. Di sana, sementara melanjutkan pendidikannya sendiri, Abdurrahman Wahid juga menerima pekerjaan pertamanya sebagai guru dan nantinya sebagai kepala sekolah madrasah.

Masih banyak lagi santri berprestasi tingkat nasional  Sebut saja Emha Ainun Najib yang lebih popular dengan sebutan nama Cak Nun, Beliau sampai saat ini masih eksis di dunia syiar Islam melalui Pengajian Malam Jumat Kyai Kanjeng.  Santri yang tidak tergerus dan tidak tergoda bergabung dengan birokrat sejak Orde Baru sampai Orde Reformasi  ini memiliki pengikut dari berbagai segmen masyarakat yang sangat heterogen bahkan dai lintas agama. Cat Nun menjadi referensi bagaimana seharusnya rakyat Indonesia melihat dan berikap ketika menyaksikan perilaku anak manusia terutama para penguasa dan pengusaha yang sedang beredar di tanah air.

Terakhir tentu sebagai sesama penulis kita tidak melupakan Santri urang awak ini asli kelahiran Minangkabau Sumatera Barat.  Dialah Ahmad Fuadi.  Memulai pendidikan menengahnya di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan lulus pada tahun 1992. Kemudian melanjutkan kuliah Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, setelah lulus menjadi wartawan Tempo.  Penulis buku terlaris 5 Menara, para santri harus berbangga pula karena  buku ini merupakan kisah nyata Fuadi mondok di pesantren  membaca buku 5 Menara khalayak menjadi paham bagaimana sesungguhnya kehidupan keseharian belajar mengaji di pesantren dalam segala suka dukanya.

Gus Dur, Cak Nun dan Ahmad Fuadi telah membuktikan dirinya sebagai Santri yang berkiprah di kancah nasional.  Awak yakin masih banyak alumni pesantren yang memiliki daya juang dan daya guna dalam rangka mensejahterakan rakyat Indonesia. Sehubungan dengan itu ada baiknya kita simak  teks Ikrar Santri Indonesia yang dibacakan oleh Ketua PBNU H Aizuddin Abdurrahman sehubungan dengan telah ditetapkannya hari Santri Nasional 22 Oktober 2015.:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun