Membangun Menara Titian muhibah ramadhan hari ke -2, saya berencana akan takziah ke Masjid yang terletak di komplek perumahan karyawan Taman Mini Indonesia Indah di daerah Pondok Gede Bekasi. Masjid yang katanya merupakan masjid terakhir atau urutan ke 999 dibangun oleh Yayasan Amal Bhakti Pancasila yang di ketuai oleh Bapak Presiden RI kedua Bapak Soeharto. Namun apa hendak dikata, ketika sudah siap siap berangkat, sang isteri tercinta mengajak awak ke rumah bawah. ” Mumpung hari libur yok bersih bersih rumah”. Ini titah, tak berani di tolak, jadilah muhibah ramadhan ditunda sambil mencari waktu asar atau waktu maghrib nanti guna muhiobah dari masjid ke masjid. Akhirnya sya memutuskan mengangkat profil Masjid Jami Annur, masjid yang terletak didepan rumah. Alasannya adalah karena ada beberapa bagian penting dari masjid yang belum diungkap seperti kata Bapak H. Subagyo sesepuh kampong kami. Beliau mengatakan hal itu ketika selesai membaca buku ” Bukan Orang Terkenal”. Pak Haji Purnawirawaan Polisi yang merupakan salah seorang jamaah tetap masjid mengatakan ” menara masjid kita belum pak haji ceritakan,…. ” serta merta awak menyahut ” Siap komandan I will posting “(ini suara hati menjawab) , tetapi yang terdengar di telinga beliau : ” inggih mas,…”. Habib Umar Bin Ahmad Al Hamid, guru ngaji kami mengatakan : ” kalau haji mau membangun menara masjid, jangan asal dirikan, contoh menara Masjidil Haram atau menara Masjid Nabawi. ” . Menara Masjid ada simbol syiar agama Islam. Dengan adanya menara yang tinggi maka lokasi masjid akan nampak dari jauh, sehingga jamaah musafir yang akan lebih mudah menemukan masjid untuk menunaikan shalat. Selain itu dengan adanya menara maka azan yang dikumandangkan akan mempunyai daya jelajah lebih luas. Dengan mengucap Bismillahirahmanirrohim, pada bulan April 2005, peletakan batu pertama menara di lakukan oleh Habib Umar. Habib mendoakan semoga menara yang akan dibangun dengan waktu 90 hari dapat berjalan lancar. Kontraktor spesialis membangun menara masjid prototype menara Masjid Nabawi Madinah itu mengatakan bahwa menara masjid kami adalah menara urutan ke - 9 yang pernah mereka bangun. Hanya dengan bekal keyakinan, dana ketika itu ada di kas masjid Rp. 14.500.000 Khadimullah bertekad menyelesaikan bangunan menara yang diperkirakan menghabiskan dana Rp. 125.000. 000,- . Luar biasa, takjub, Subhanallah, entah dari mana dana untuk membantu membangun Rumah Allah itu datang, dana bantuan terus mengalir bak air. Sehingga sesuai dengan jadual 90 hari menara setinggi 33 meter akhirnya berdiri tegak di halaman muka masjid jami An Nur. Pada Tanggal 23 Juli 2005 bersamaan dengan 15 Djumadil Akhir 1426 H Menara di Resmikan dengan memahatkan prasasti di badan menara sebagai bukti sejarah bagi umat Islam
Menyerupai Masjid Nabawi
Inilah kebanggaan khadimullah (kami mempiosisikan pengurus masjid dengan istilah pelayan rumah Allah) yang telah menegakkan syiar agama dilingkungan RW 05 Kelurahan Rambutan Komplek Polri Polsek Ciracas Jakarta Timur. Atas hasil musyawarah untuk mufakat khadimullah, kami menambahkan lagi kelengkapan masjid yang ber motto shalat fardhu seramai shallat Jum’at. Penambahan itu dimaksudkan agar masjid kami paling tidak bisa menyerupai Masjid Nabi Muhammad SAW, Masjid Nabawi di Madinah. Setelah berhasil membangun Menara yang sama profilnya dengan Menara Masjid Nabawi, Khadimullah mengganti cat kubah masjid yang tadinya berwarna putih menjadi warna hijau seperti warna kubah Masjid Nabawi. Kemudian dibagian dalam ada empat tiang yang dibuatkan profil seperti tiang tiang yang ada di Raudhah. Raudah adalah tempat mustajab untuk berdoa terletak di antara maqam Nabi dan mimbar. Nah kapan anda akan berkunjung ke Masjid Jami An Nur. Masjid yang mulai menuju capaian visi shalat fardhu seramai shalat Jum’at. Masjid yang terasa teduh dengan adanya mesin pendingin dibagian dalam masjid. Anak anak polisi yang selalu meramaikan masjid terutama bulan ramadhan. Masjid yang menyediakan tajil dan makan sahur untuk musafir. Masjid yang menyelenggarakan Shalat Tarawih 23 rakaat ditambah kulkas (kuliah ringkas).
1. Menyelenggarakan Sahalat fardhu dengan iman rawatib tetap.
2. Taklim Kitab Kuning, Kamis bada subuh : Habib Umar Bin Ahmad Al Hamid
3. Taklim Kitab Fiqh Rabu bada maghrib bersama Ustazd KH Misbahul Munir
4. Taklim Kamis Bada maghrib membaca surah yasin dan Shalawalt Nabi
5. Taklim Kitab Hadist Jum’at bada maghrib bersama Ustzd Lufhfi Harun
6. Taklim Fadhilah amal sabtu bada maghrib bersama Ustazd Dede Suhendar
7. Taklim Kitab Fiqh Minggu bada maghrin bersama Ustzad Iskandar Z
8. Taklim hari Putih setiap tanggal 14 bulan Hijriah
9. Menyelenggarakan peringatan hari hari besar Islam
10. Taklim keliling rumah jamaah
11. Melaksanakan program Zakat Infaq dan shadaqah
12. Menyantuni anak yatim setiap tanggal 15 Hijriah
13. Kegiatan kerja bhakti membersihkan baitullah
14. Wisata religi ke tempat ibadah
15. Kegiatan sosial kemasyarakatan bersama Rukun warga
16. Membangun fasilitas masjid seperti menara dan perluasan tempat ibadah.
17. Melaksanakan shalat subuh berjamaah pada tingkat kelurahan
Alhamdulillah dalam 4 periode kepemimpinan, lambat laun jamaah Masjid Jami An Nur semakin banyak dan memberikan peran yang bermakna bagi kehidupan lingkungan beragama.