Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cak Lantang: 80 % Orang Ganteng Berbicara Keras

16 September 2014   00:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:35 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14107751081271202684

[caption id="attachment_324157" align="aligncenter" width="500" caption="Sumber : www.lihat.co.id"][/caption]

Pernyataan Cak Lantang terisnpirasi dari  perkataan populer Cak Lontong  akhir akhir ini tentang hasil survey.  Cak Lontong selalu begitu dan akan terus begitu nampaknya ketika mengeluarkan jurus jurus humor dengan menggunakan hasil survey versi diri nya. Kepiawaian Cak Lontong berhasil menarik pengusaha sehingga memposisikan pelawak berbadan besar ini sebagai bintang iklan teranyar mengalahkan Deddy Mizwar.

Contoh lawakan Cak Lontong begini.  Beliau mengatakan 80 %  dari masyarakat mengkonsumsi sosis merek tertentu.  Ketika ditanya oleh lawan mainnya : " 20 % lagi rakyat makan apaan Cak."   Dengan gampang dan renyah tanpa ada  beban Cak Lontong  mengatakan : Ya makan Sosis (juga),...hehehehehehe.  Inilah salah satu  bentuk humor tingkat tinggi yang memporak porandakan logika. Hebat Cak.

Mentransfer  imajinasi Cak Lontong, seorang followers mencoba meniru atau kasarnya menjiplak sense of humor pelawak yang sedang  maka (naik) daun itu.   Dia menyebut dirinya sebagai Cak Lantang. Numpang keren syah syah saja selama kelakuan sang follower tidak meng copy paste seribu persen produk asli Cak Lontong.   Inilah salah satu cara mudah dan instan untuk ikutan populer, artinya mendompleng itu tidak melanggar hukum.

Pelanggaran hukum itu tidak terjadi karena si pendompleng (angkutan umum) telah memberi tahu terlebih dulu Pak Sopir. Dengan demikian si pendompleng (selebrita) tidak bisa di kategorikan sebagai penumpang gelap. Berdasarkan pola pikir dan pola tindak tersebut Cak Lantang memutuskan akan mengeluarkan jurus jurus humor versi dirinya sendiri dan sudah didaftarkan di Lembaga Patent Internasional.

Oke sobat,  Cak Lantang setelah bersemedi selama 40 hari,  akhirnya mendapat ilham tentang humor humor murni yang belum di siarkan dimuka bumi ini.  Humor  perdana tentang hasil survey meniru guyonan Cak Lontong.

Cak Lantang mengatakan bahwa : 80 % Orang Ganteng Berbicara Keras,

Penjelasannya ?

Nanti dulu jangan pernyataan Cak Lantang ini diarahkan kepada sosok Ahok yang suka berbicara keras alias marah.   Memang sih,  Wagub DKI itu temparamen.  Marah (berbicara keras) kepada siapa saja terutama kepada anak buah ketika ada sesuatu yang tak berkenan dihatinya.   Marah di depan publik dan kemudian di liput oleh media adalah suatu keberanian luar biasa dan musibah bagi yang dimarahi karena di tonton oleh sedemikian banyak orang.

Nah hasil survey Cak Lantang dilanjutkan dengan pernyataan bahwa yang 20 % lagi orang ganteng JUGA berbicara keras.  Jadi klop 100 % orang ganteng berbicara keras.  Anda merasa diri sebagai orang yang ganteng atau tampan ? jangan marah ya, yang di maksud oleh Cak Lantang  dengan Orang Ganteng itu adalah orang yang mengalami GANGuan TEliNGa alias budek.

Sudah menjadi hukum alam,  orang dengan gangguan telinga selalu berbicara keras.  Sebab pertama adalah dia (om/tante budek) itu mengira semua orang budek seperti dirinya, sehingga dia perlu berbicara keras agar di dengar oleh lawan bicara.  Sebab kedua berbicara keras. Mas/ Mbak Budek ingin mendengar sendiri di telinganya bahwa dia sudah bicara, padahal jarak antara telinga  dan mulut hanya 5 centimeter.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun