Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Anies Sandi Memposisikan Kedudukan Warga dan Gubernur dengan "Kita"

14 April 2017   09:16 Diperbarui: 14 April 2017   18:00 862
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: metrotvnews.com

Menyaksikan debat pasangan calon gubernur Jakarta tela menyita seluruh perhatian warga.  Terutama warga Ibukota yang sebentar lagi akan menggunakan hak suara. Rabu, 19 April 2017 merupakan hari libur kerja khusus bagi warga Jakarta dengan harapan semua warga mendatangi Tempat Pemungutan Suara.  Pada kesempatan ini saya akan lebih fokus membahas pola komunikasi publik diantara Anies Sandi dengan Ahok DJarot.

Dalam pengamatan tampaknya Anies lebih suka memposisikan dirinya sebagai pelayan publik bukan sebagai birokrat.  itulah sebabnya Beliau acap menggunakan Kosa Kata KITA ketika berbicara tentang program kerja Pemda Daerah Khusus Istimewa Jakarta.   Kosa kata Kita mengambarkan kebijakan mengajak seluruh warga untuk berkontribusi dalam setiap gerak kehidupan tempat dimana dia tingal dan bekerja.  Gerak kehidupan itu ketika di simpulkan  akan berbentuk Program Kerja dalam muatan APBD.  Artinya Kita membuktikan kebersamaan ketika warga diikutkan mulai dari proses perencanaan pembangunan sampai eksekkusi  kegiatan tersebut.

Kata Kita mengambarkan kesadaran Gubernur sebagai jati diri sebagai pelayan publik yang mengkerucut pada sikap dan tindakan lebih memperhatikan kebutuhan warga. Inilah yang disebut dengan pola pembangunan Bottom up.  Tentu saja sasaran pembaganun akan lebih mudah tercapai karena warga terpenuhi kebutuhannya dan mereka dapat dipastikan memberikan dukungan terhadap program kerja Pemda DKI.  Disini warga di posisikan sebagi subjek pembangunan.

Saya tidak mengatakan bahwa Ahok dan Djarot lebih suka menggunakan kosa kata KAMI.  Namun demikianlah kenyataannya,  Petahana ini memposisikan dirinya sebagai Birokrat, yaitu petugas pemerintah yang menjalankan tugas sesuai progran kerja sendiri. Tidak salah juga menggunakankan pola pembangunan Top Down tetapi alangkah baiknya apabila warga Jakarta jangan hanya di jadikan objek pembangunan.  Selayaknya warga di posisikan juga sebagai subjek pembangunan karena merekalah yang langsung merasakan apakah pembangunan itu bermanfaat bagi warga. 

itulah pola komunikasi antara dua paslon yang satu dengan segala kerendahan hati mengajak warga dengan kosa kata Kita.  Dilain pihak disadari atau tidak disadari atau memang begitulah pola kerja birokrat murni dimana mereka merasa  tangung jawab melaksanakan program kerja lebih terkosentrasi pada aparat.  Tentu saja pemberdayaan masyarakat kurang optimal dilaksanakan disini. Jadi tidak juga bisa disalahkan apabila kosa kata KAMI  lebih dominnant ketika menyampaikan visi misi dan proram kerja di acara debat kemarin.

Kini semua terpulang kepada semua warga Jakarta ang mempunyai hak pilih.  Kemana pilihan anda akan di jatuhkan hanya Tuhan Yang Maha Tahu dan anda sendiri yang paham.  Bukankah motto langsung, umum, bebas dan rahasia (Luber) seperti yang acap di kampanyekan KPU DKI demikian bunyinya. Rabu 19 April 2017 menjadi penentu nasib kota jakarta 5 tahun kedepan. Semoga semua proses pilkada jakarta bisa berlangsung aman dan lancar dalam koridor Jujur dan Adil. Kesuksesan Pilkada menjadi ukuran standar nasional bahkan internasional ketika  mesin demokrasi memang telah berputar dengan baik sesuai dengan amanah  UUD 45 .

Terakhir hanya pesan bagi sesama warga jakarta dari seorang warga yang sudah mukim sejak tahun 1980 di Ibukota, Pesan itu sederhana saja mari kita lihat dari lubuk hati nuran yang paling dalam siapa diantara paslon itu yang menurut anda benar benar mempunyai niat tulus ikhlas   menciptakan jakarta menjadi kota yang aman, nyaman dan sejahtera bebas dari kerusuhan, huru hara baik yang beumber dari Birokrat atau dari warga sendiri.  Dengan demikian setelah semua upaya dikerjakan kini saatnya berdoa kepada Tuhan Yang Maha Bijaksana semoga 5 tahun kedepan warga Jakarta bisa tenang dalam melaksanakan hidup dan kehidupan sehari hari.

Salamsalaman

TD

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun