Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadan Ketupat Ketan

12 Mei 2021   12:30 Diperbarui: 12 Mei 2021   13:13 761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Catatan Thamrin Dahlan

Hari raya Idul Fitri identik dengan ketupat. Tanpa kehadiran ketupat rasanya lebaran hambar. Segitu hebatnya magis ketupat sampai sampai emak emak dalam strata kondisi ekonomi apapun berjuang bagaimana caranya menghadirkan rangkaian janur kuning di dapur.

Merangkai janur kuning menjadi tempat beras yang kemudian ditanak bukan pekerjaan mudah.  Awak teringat sewaktu masih Sekolah Rakyat di Tempino Jambi tahun 60 an bagaimana sulit membuat ketupat.

Kalau tidak diancam dimakan Genduruwo belum tentu bisa merangkai ketupat. Emak emak zaman dulu cukup cerewet sedikit brangas  memaksa anak anak desa wajib bisa membuat ketupat.  Ya Sosok serem Gendurumo itulah untuk menakut nakuti. 

" Kalian mau disantap raksasa kalau belum juga bisa membuat ketupat."

Nah nostalgia itu kini menjadi kebanggaan ketika awak merangkai ketupat sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri 1442.   Ternyata ketrampilan membuat ketupat masih melekat di memory permanet.  Walau tertatih tatih namun jadi juga tuh ketupat.

Kali ini keluarga kami membuat ketupat ketan.  Pasalnya ketupat biasa (beras) sudah dibuatkan oleh Keluarga Adinda Erlinda Busri. Bentuk ketupat agak lebih kecil, proses membuat sama yaitu direbus dalam waktu tertentu.

Pasangan ketupat ketan itu apalagi kalau bukan kolak durian. Waduh nikmatnya bukan kepalang.  Hadiah berbonus kebahagiaan merayakan Hari Kemenangan 1 Syawal bertepatan Kamis 13 Mei 2014.  Jarang jarang menikmati kuliner spesial  kalau tidak di hari spesial pula.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Tradisi lebaranan memang menawarkan suasana sangat meriah dan menyenangkan semua orang.  Bukan saja ketupat tetapi menyaksikan anak anak berebutan "persenan" ketika bersalaman asyiek juga. Teringat waktu di kampong dulu awak  rombong  berrombongan masuk kesetiap rumah. Berharap dapat hadiah lebaran.

Sehari menjelang lebaran awak berkelillng Perumahan Bumi Harapan Permai. Sampai pula di kawasan samping Kelurahan Dukuh menyaksikan ramainya emak emak di warung sayur. Belanja keperluan lebaran.  Paling sibuk si bapak penyedia jasa memarut kelapa pakai mesin.  Ibu ibu sabar antri berjejer menunggu giliran .  Rupanya harga kelapa pun menyesuaikan lebaran. hahaha

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun