Beberapa kali Muchlis mencoba melarikan diri. Untunglah Ulama Pondok menugaskan Adrial sebagai senior untuk mendampingi Muchlis. Inilah sepenggal kehidupan perjalanan mencoba mengubah pola hidup hedoisme dari kota metropolitan menjadi pola hidup santri sungguh satu perjuangan.
Tanpa lelah Adrial melalui pendekatan kasih sayang dan kelembutan diiringi doa orang tua dan ulama berupaya mengubah kehidupan "brantakan'" Muchlis kepada kehidupan seorang anak yang soleh dan taat beribadah. Alhamdulillah atas seizin Allah SWT, akhirnya Muchlis menemukan keindahan hidup di lingkungan pesantren. Ada rasa damai disini, tidak ada lagi kegelisahan.
"Abang mau kemana dan tinggal dimana, sudah memiliki anak berapa ?'
beruntun Muchlis bertanya kepada kakanda yang telah menyelamatkan dirinya dari kerusakan moral.
"Dinda Muchlis, Abang dalam perjalanan pulang, ingin mampir membelikan An Nisa sesuatu sebagai hadiah lebaran"
Muchlis paham. Perjalanan hidupnya mengajarkan bagaimana membalas kebaikan dengan kemuliaan. Dia tahu senior ini sangat santun dan mempunyai harga diri. Dia tidak akan pernah merendahkan diri dengan minta minta karena pekerjaan itu dilarang agama.
Justru dalam kehidupan sederhana keluarga Adrizal selalu berbagi kepada sesama sesuai dengan kemampuan keuangan keluarga. Masih terngiang pesan Haji Dahlan ketika Adrial dan Hafizdhoh mohon restu membina keluarga.
"Keluarga kalian jangan sekali kali merendahkan diri meminta kepada makhluk, mintalah langsung kepada Allah SWT. Dalam kondisi apapun memberi sedekah, dan infaq tidak dilarang malahan dianjurkan."
'"Ayo Bang saya antar pulang, saya ingin berkunjung kerumah abang. Sudah lama sekali kita kehilangan kontak. Alhamduilillah Allah mempertemukan kita di bulan suci ramadhan."
Muchlis membeli beberapa parcel hadiah untuk An Nissa. Pemuda ini sekarang melanjutkan perusahaan Ayahanda di Jakarta. Bekal ilmu agama telah menjadikan perusahaan keluarga semakin maju. Usaha yang bergerak di bidang wisata dan perhotelan itu berdasarkan tuntunan syariah. Kejujuran, transparansi dan berusaha di bidang halalan thoyiban serta taat mengeluarkan zakat mall.
Menjelang bedug maghrib mereka tiba di pinggiran Ibukota. Dari jauh sudah tampak An Nissa menunggu kepulangan Ayah didepan rumah . Si Mungil cantik rambut ikal yakin sang Ayah tersayang pasti membawa parcel lebaran sesuai dengan janji tadi pagi.