Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kapan Harus Diam

12 April 2021   07:43 Diperbarui: 12 April 2021   07:49 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok wasian syamsuddin

Seorang laki-laki yg tidak menyukai tetangganya mengeluarkan cacian dan kata-kata kasar untuk meluapkan kebenciannya kepada tetangganya itu,

Sang tetangga itu pun hanya diam, mendengarkannya dengan sabar, tenang dan tidak berkata apa pun.

Dan setelah lelaki tersebut pergi, tetangga lain yg melihat peristiwa itu dengan penasaran bertanya:

"Mengapa engkau diam saja tidak membalas makian lelaki tersebut."

Dengan tersenyum ia malah bertanya kembali kepada tengganya yg bertanya itu, sambil dia berkata:

"Jika seseorang memberimu sesuatu,

tapi kamu tidak mau menerimanya, lalu menjadi milik siapakah pemberian itu ?

"Tentu saja menjadi milik si pemberi", jawab si tetangga yg bertanya,

"Nah... Begitu pula dengan kata-kata kasar itu, Karena aku tidak mau menerima kata-kata itu, maka kata-kata tadi akan kembali menjadi miliknya."

Dan tanpa ia sadari, dia juga akan menyimpannya sendiri, karena nanti dia harus menanggung akibatnya di dunia atau pun akhirat, karena energi negatif yg muncul dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan hanya akan membuahkan penderitaan bagi hidupnya sendiri".*

Kemudian, la melanjutkan:

"Sama halnya seperti orang yg ingin mengotori langit dengan meludahinya. Lihatlah Ludah itu hanya akan jatuh mengotori wajahnya sendiri,

Maka demikian halnya, jika di luar sana ada orang yg marah dan mengeluarkan cacian padamu, ... biarkan saja, karena ia sedang membuang SAMPAH HATInya, yaitu sampah kekesalan, sampah amarah, sampah kebencian, sampah kedengkian, dan lain Lain Penyakit Hati

Karena itu jika engkau diam tak menghiraukannya, maka sampah itu akan kembali ia simpan untuk dirinya sendiri, tetapi kalau engkau tanggapi, berarti engkau menerima sampah itu.

Bukankah kebaikan dan keburukan yang kamu lakukan itu ibarat engkau sedang melempar bola ke tembok, Maka kebaiakan dan keburukan itu akan kembali kepada mu sendiri.

"Learn to be silent as you learn to speak. Because, if talking doesn't guide you, actually silence will guard you".

: "Belajarlah diam seperti engkau belajar bicara. Sebab, jika bicara tidak membimbingmu, sesungguhnya diam akan menjaga dirimu".

( Abu Adz-Dzayyal )

Salam Literasi

YPTD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun