Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Batal Mudik

10 Mei 2020   11:48 Diperbarui: 10 Mei 2020   12:06 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terharu setengah terisak membaca isi surat si Mbok.

" le,  jangan muleh yo di lebaran sa iki"

Ibunda melarang anak tersayang mudik.  Inilah halangan mudik nasional bahkan internasional pertama dalam sejarah peradaban manusia di muka bumi. Halangan itu bukan karena perang dunia bukan pula karena bencana alam dahsyat dan juga bukan karena tak punya uang bersebab resesi ekonomi. Hanya satu alasan saja yaitu pandemi virus corona demi keselamatan jiwa bersama.

Betapa sayangnya Sang Ibunda kepada anak nomer 6. Mukidi bin Mukzizat. Satu satunya putra daerah nan merantau dan sukses.  Ukuran sukses orang desa sederhana saja. Pertama rajin mengirim uang. Kedua namanya acap muncul di koran. Ketiga kalau mudik bawa oleh oleh segudang.

Surat si Mbok baru tiba tadi pagi, Ahad 10 Mei 2020.   Walaupun lahir di zaman Belanda yang kebanyakan rakyat ndeso buta huruf tetapi Ibunda Mukidi melek huruf arab melayu. Pekerjaan Ibunda guru ngaji sejak puluhan tahun lalu Alhamdulillah sampai kini masih dilakoni   Tidak mau di panggil sebutan ustazah. Alasan si mbok takut terkenal sehingga niat ibadah berubah menjadi riya.

Jadilah surat itu bertulisan aksara arab pakai pensil 2 B diatas kertas bergaris. Sang anak sudah terbiasa dan bisa membaca surat langka Si Mbok . Ibunda memang rajin menulis dan berkirim surat. Paling tidak mengirim surat 5 kali dalam setahun sedangkan Mukidi mengirim uang 13 kali setahun.  Lho koq lebih dari jumlah bulan.  Kiriman ke 13 adalah untuk beli kue lebaran alias THR.

Walaupun Bank Rakyat Indonesia sudah memberikan fasilitas transfer uang dan jasa pengiriman paket swasta bermunculan menjanjikan kecepatan dan ketepatan namun dua anak beranak ini sangat cinta kepada PT Pos Indonesia. Orang Desa tetap percaya menggunakan jasa PT Pos milik Negara . Artinya tidak tergoda memakai jasa logistik modern.

" siapa lagi yang membanggakan produk Indonesia kalau bukan kita"

Itulah satu ajaran dan ujaran si mbok kepada 5 putra dan 2 putri nyi serta murid murid ngaji yang kini bertebaran di seluruh nusantara..

7 kali berulang membaca surat 14 kali menetes air mata. Si Mbok paham benar karakter putra ke enam. Bukan cengeng namun rasa rindu sungkem dan suasana lebaran didesa kini tertunda karena corona.  Si Mbok paham betul watak Mukid salah satu putra keras hati sedikit keras kepala.  Mungkin menurun dari bakat Almarhum Mukzizat Bapaknya.  Sedikit bicara tetapi rajin kesawah.

Seandainya tidak dilarang Ibunda mudik, Mukidi nekad dengan kecerdasan  mampu menerobos penjagaan petugas sehingga ketika malam takbiran Idul Fitri dia sudah tiba di desa.  Namun kali ini terpaksa dengan segala keberatan hati dibungkus keikhlasan Mudik di cancel untuk sementara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun