Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Tuhan, Negeri Ini Kehabisan Pahlawan

9 November 2019   18:11 Diperbarui: 9 November 2019   18:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi fimela.com

Tuhan, Negri Ini Tidak Punya Lagi Pahlawan

 

Ketika Negeri ini memperingati hari pahlawan

10 November kesekian

Ditengah kehilangan malah ketiadaan

Orang orang yang pantas disebut pahlawan

 

Tuhan, kami kehilangan pahlawan

Sebenarnya tidak benar juga kehilangan

Fakta,  pahlawan itu memang tidak ada lagi, kawan

Tadinya kami berharap mereka menjadi pahlawan

Dialah oknum oknum yang diberi wewenang

Yang diberi kekuasaan

Yang diberi amanah dipundak kanan

 

Tuhan kami tidak punya lagi pahlawan

Nah ini pernyataan benar, teman

Kami tidak punya lagi pahlawan

Menjelang  75 tahun kemerdekaan 

Pahlawan kepandiran

Pahlawan kemiskinan

Tidak, tidak ada lagi, kawan

 

Tuhan, kenapa jiwa berkorban itu tlah sirna

Sikap hedo menggema

Nafsu syahwat dunia

Menggerogoti jiwa oknum di atas sana

 

Apakah ini zaman pengkhianatan

Ketika saku didahulukan

Ketika pundi pundi di emaskan

Ketika istana dibangun tinggi mewah diatas awan

 

 Jangan , jangan sampai negeri ini mentasbihkan 

Hari pengkhiatanan nasional, mengedepankan pengkhianatan

 

Mereka segan memperingati Bung Tomo seorang perjuang  

Mereka malu di hati namun garang di permukaan

Itulah pengkhianat, tuan

Ya pengkhianat berkeliaran

Di semua sisi kehidupan

Sementara orang kecil terpinggirkan

 

Ya tidak ada lagi pahlawan kebangsaan

Tidak ada lagi, tuan

 

Salamsalaman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun