Mohon tunggu...
Thamrin Dahlan
Thamrin Dahlan Mohon Tunggu... Guru - Saya seorang Purnawirawan Polri. Saat ini aktif memberikan kuliah. Profesi Jurnalis, Penulis produktif telah menerbitkan 24 buku. Organisasi ILUNI Pasca Sarjana Universitas Indonesia.

Mott Menulis Sharing, connecting on rainbow. Pena Sehat Pena Kawan Pena Saran

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ini Dia Sosok Pemangkas Rambut Langganan

22 Januari 2019   18:14 Diperbarui: 22 Januari 2019   18:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Cukurbotak

Tidak ada yang salah ketika Presiden Jokowi pangkas rambut.  Kenapa juga diributkan.  Bukankah semua lelaki setiap sebulan sekali memotong rambutnya.  Bersebab memangkas rambut tidak bisa dilakukan sendiri maka mintalah tolong kepada ahlinya.

Itulah asal muasal munculnya pekerjaan tukang cukur rambut.  Seahli ahlinya seorang tukang pangkas rambut, dapat dipastikan dia tidak bisa mencukur rambut sendiri.  Walaupun nmenggunakan kaca di depan dibelakang dan disamping tidak juga sempurna memotong rambut.  Oleh karena itu profesi memotong rambut menjadi pekerjaan yang lumayan menghasilkan duit guna penghidupan sehari hari.

Nah seorang pria tidak mau rambutnya di potong sembarangan.  Karena itu setiap lelaki memiliki langganan tetap pemotong rambut.  Ketika tukang rambut berhalangan tetap maka terpaksa ditunggu.  Kuatir mengganti tukang cukur rambut menyebabkan tidak sesuai dengan mode yang selama ini sudah menjadi kesesuaian dengan besaran dan bentuk kepala.

Rambut adalah mahkota bagi wanita.  Priantidak sampai begitu karena bisa jadi tak berambut alias botak pun masih tetap tampan.  Namun dibalik itu lelaki ikut juga memperhatikan model  potongan rambut bersebab menyangkut penampilan di depan publik. Salah potong bisa mneyebabkan penampilan tidak nyaman. Sebagai jalan keluar vterpaksa sesekali pakai rambut palsu atawa wig.

Jadi ketika Pak Jokowi mengajak tukang cukur rambutnya ke suatu tempat untuk di potret seperti nya  biasa biasa saja.  Hanya seja bersebab beliau seorang presiden dan juga kepala negara dan kepala pemerintahan maka bagi orang awam agak aneh juga. Bukan bermaksud meminta perhatian toch pressiden sudah menjadi sumber berita.  Kemana  dan apapaun yang dilakukan selalu menjadi berita nasional atau internasional.

Tetapi apakah tidak membuang waktu yang sedemikian penting sehingga soal cukur mencukur rambut perlu disiarkan ke publik.  Bukankah itu ranah pribadi yang juga dilakukan oleh semua presiden negara lain..  Mungkin maksud hati Pak Presiden bahwa beliau orang sederhana dalam artian tidak glamour.

Pangkas rambut di kaki lima tidak masalah.  Dengan tukang cukur asal garut atau asgar yang terkenal juga tidak masalah.  Beliau memberikan contoh kepada rakyat tidak usyah pangkas rambut di salon mahal yang berbayar ratusan ribu.  Cukup dibawah pohon disemilir hembusan angin dengan biaya 15.000 rupiah perkepala.

Masalhanya di tahun politik menjelang pemiliu setiap gerak presiden yang dinilai tidak seperti kebiasaan mejadin viral di media sosial.  Para pendukung men justifikasi  bahwa mencukur rambut adalah hal yang tidak perlu di permasalahkan.  Bagi kelompok oposisi, mencukur rambut dengan membawa tukang cukur ketempat umum tampaknya dianggap aneh.

Ya sudahlah.  Semoga Presiden yang sangat merakyat itu lain kali tidak menjadikan potong rambut di tempat umum  sebagai agenda rutin. Sepertinya  hal seperti itu menimbuilkan sesuatu yang rasanya hambar bagi media sosial.  Rakyat sudah paham Presiden merakyat tidak usah ditambah tambah lagi dengan hal hal sejenis pangkas rambut. 

Mungkin lebih baik Presiden tidak berbicara di kampus memberikan motivasi kepada para mahasiswa misalnya.  Atau  blusukan ke wilayah bencana memberikan atensi penuh kepada rakyat. Kegiatan ini lebih mulia apalagi dalam kapasitas seorang kepalan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun